Dalam pandangan ahli jiwa, ampunan terhadap dosa dan
kesalahan, merupakan obat bagi gangguan kejiwaan, karna salah satu penyebab
dari gangguan kejiwaan adalah merasa bersalah atau berdosa. Orang akan merasa
gelisah dan goncang jiwanya apabila ia merasa bersalah atau berdosa kepada
Tuhan. Dalam pengalaman merawat orang-orang menderita gangguan kejiwaan,
ternyata banyak orang yang terserang kegoncangan kejiwaan merasa dirinya
berdosa.
Dalam melaksanakan shalat sebagai
obat atau pengobatan kejiwaan, tentu saja shalat tersebut harus didasarkan atas
iman dan keyakinan akan kebenaran sifat-sifat Allah, terutama sifat yang sangat
diperlukan oleh seorang yang mengharap serta mencari tempat mengeluh, mengadu
dan mengungkapkan perasaan. Artinya shalat dapat menjadi obat dan penyembuh
penyakit kejiwaan, bagi orang yang beragama.
1.
Shalat Subuh.
Shalat Subuh yang waktunya antara terbit
fajar sadiq dan terbit matahari, memberi arti bahwa orang yang akan shalat
Subuh harus bangun pagi, kira-kira jam 4.30, atau sebelumnya. Udara Subuh yang
segar, sejuk, nyaman, dan bersih itu, akan terhirup olehnya. Udara segar yang
bersih itu sangat diperlukan untuk kesehatan tubuh, terutama paru-paru, dan
para ahli kesehatan menyatakan bahwa banyak zat yang amat baik bagi kesehatan
tubuh terdapat pada waktu Subuh itu. Pada waktu Subuh batin orang yang bangun
tidur itu masih lega, belum menghadapi persoalan, belum ada yang dikeluhkan.
Makanya dalam memasuki hari itu setiap orang ingin merasa terjamin ketentraman
dan keamanan hidupnya sepanjang hari nanti. Untuk itulah ia perlu memohon
kepada Yang Maha Kuasa, agar ia selamat dan tidak terganggu dalam menjalani
tugas hidupnya sekeluarga.
2.
Shalat Zuhur.
Menurut perhitungan kejiwaan, apabila
perasaan tidak tenang, dan pikiran penuh dengan berbagai masalah yang tidak
terselesaikan, maka daya pikir akan menurun bahkan mungkin tidak bekerja.
Inilah mengapa shalat Zuhur itu wajib dan tidak boleh ditunda sampai terlewat
waktunya. Seorang yang telah lelah bekerja dan menghadapi berbagai hal yang
mengganggu sejak pagi, akan merasa agak segar apabila bersuci, berkumur-kumur
atau sikat gigi, membersihkan hidung, membasuh muka, membasuh tangan sampai ke
siku, membersihkan telinga, mengusap rambut, mencuci kaki. Semua kegiatan
berwudhuk dan persiapannya, memberi dampak positif bagi kesehatan dan kesebaran
tubuhnya. Sedangkan pelaksanaan shalat wajib, seperti telah diuraikan
terdahulu, akan melegakan. Berdo’alah agar hati kembali tentram dan lega.
3.
Shalat Ashar.
Setelah shalat Zuhur dilaksanakan, maka
orang kembali melaksanakan tugas dengan hati lega, karena telah selesai
menunaikan kewajiban ibadah shalat dan mengungkapkan kepada Allah persoalan dan
hal-hal yang tidak menyenangkan, serta bersyukur atas keberhasilan dalam
menyelesaikan sebagian tugasnya. Manusia diwajibkan kembali shalat dan
menghadap kepada Allah untuk memohon ampun, berdo’a dan mengadukan serta tidak menyenangkan.
4.
Shalat Maghrib.
Allah
memberi kesempatan bahkan mewajibkan kepada manusia untuk menghadap kepadaNya
guna menunaikan kewajiban pembersihan diri dari berbagai masalah yang menyesak
dada, serta memohon ampun atas segala kekhilafan dan kesalahan dalam perjalanan
hidup sehari tadi, dan selanjutnya bersyukur kepada Allah atas segala
keberhasilan yang dicapainya, serta memohon ridha dan karunianya.
5.
Shalat Isya.
Agar tidur nyenyak, mohonlah
perlindungan kepada Allah, agar dijagaNya selama tidur. Buatlah perhitungan,
terhadap pekerjaan sehari tadi, mulai dari bangun tidur sampai kepada malam
menjelang tidur kembali.
Kalaulah setiap orang Islam taat melaksanakan shalat
wajib yang lima waktu sehari semalam, dengan khusuk dan cukup syarat dan
rukunnya, insyaAllah akan terhindar dari gangguan penyakit kejiwaan serta jauh
dari stress dan kegoncangan kejiwaan.
Definisi
Shalat.
Secara
etimologi, shlat artinya doa. Menurut terminology, shalat adalah beribadah
kepada Allah dengan ucapan dan perbuatan yang sudah dikenal, dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, disertai niat, dengan syarat-syarat khusus.
Rukun-rukun
Shalat.
1.
Berdiri dalam Shalat
Fardhu bagi yang mampu.
2.
Takbiratul Ihram.
3.
Membaca Al-Fatihah di
Setiap Rakaat.
4&5. Ruku’ Dibarengi dengan Thuma’ninah.
6&7. I’tidal yang Disertai Dengan Thuma’ninah.
8&9. Sujud yang Disertai dengan Thuma’ninah.
10&11. Duduk di Antara Dua Sujud yang Disertai
Thuma’ninah.
12&13. Duduk dan membaca Tasyahhud Akhir.
14.
Mengucapkan Salam