Latar
Belakang Pentingnya Bimbingan dan Konseling Sekolah
Bimbingan Konseling merupakan salah satu komponen
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat dibutuhkan,
khususnya untuk membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kehidupan
sosial, kegiatan belajar serta perencanaan dan pengembangan karir. Karena itu,
struktur kurikulum yang dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) mencakup tugas bimbingan konseling pada pengembangan diri peserta didik
(Depdiknas, 2006; Andi Mapiare, 2008).
Secara khusus tujuan
bimbingan dan konseling di sekolah yaitu membantu peserta didik :
1)
Untuk mengembangkan seluruh potensinya seoptimal
mungkin.
2)
Untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya
sendiri.
3) Untuk mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya
yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi dan
kebudayaan.
4)
Untuk mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan
memecahkan masalahnya.
5)
Untuk mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan,
minat dan bakatnya.
Program bimbingan dan konseling
sangat perlu diterapkan di lingkungan sekolah. Adapun yang melatarbelakangi
program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
Latar Belakang Sosio-Kultural
Perkembangan
zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek
perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dan
sebagainya. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta
didik misalnya, pelanggaran tata tertib
sekolah, tawuran, minum-minuman keras, penyalahgunaan narkoba, menonton video
porno dll.
Tanggung jawab sekolah ialah membantu para
siswa baik sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat, dengan
mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan
mampu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya.
Latar Belakang Pedadogis
Tujuan
inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal dan setiap
anak didik sebagai pribadi. Dengan demikian setiap kegiatan proses pendidikan
diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang optimal sesuai
dengan potensi masing-masing. Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang,
maka kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa
kegiatan instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang
menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan sehingga
akhirnya dapat berkembang secara optimal.
Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai
peranan yang amat penting dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak
didik agar berkembang secara optimal. Dengan demikian, maka hasil pendidikan sesungguhnya
akan tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik,
psikologis maupun sosial.
Selain itu, ada tiga hal pokok yang menjadi
latar belakang perlunya bimbingan dilihat dan segi pendidikan, yaitu :
1. Pertama
adalah dilihat dan hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam
mengembangkan kepribadian. Hal ini mengandung implikasi bahwa proses pendidikan
menuntut adanya pendekatan yang lebih luas dari pada sekedar pengajaran.
Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan pribadi melalui layanan bimbingan
dan konseling.
2. Kedua,
pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi
perubahan perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya. Menghadapi
perkembangan ini para siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam
penyesuaian diri melalui layanan bimbingan.
3. Ketiga
pada hakikatnya guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar,
tetapi lebih luas dari itu, yaitu sebagai pendidik. Sebagai pendidik, maka guru
seyogyanya dapat menggunakan pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya.
Pendekatan pribadi ini diwujudkan melalui layanan bimbingan.
Latar Belakang Psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai
subjek didik, merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala
karakteristiknya. Siswa sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses
perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan
lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat perbedaan individual antara
siswa yang satu dengan lainnya. Di samping itu, siswa sebagai pelajar senantiasa terjadi
perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar.
Pengertian Program Bimbingan dan Konseling
Program bimbingan dan konseling diartikan
seperangkat kegiatan bimbingan dan konseling yang dirancang secara terencana,
terorganisasi, terkoordinasi selama periode waktu tertentu dan dilakukan secara
kait mengait untuk mencapai tujuan.
Pengurus Besar IPBI (2001:2)
mendefinisikan program bimbingan dan konseling sebagai satuan
rencana keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan
pada periode waktu tertentu, seperti periode bulanan, semester, tahunan.
Program menggariskan apa, oleh siapa, bilamana dan dimana tindakan akan
dilakukan.
Manfaat Program bimbingan dan konseling
Program bimbingan dan konseling disusun
dan dikembangkan berdasarkan atas pertimbangan bahwa program yang disusun
dengan baik akan memberikan banyak keuntungan, baik bagi para siswa yang
mendapat layanan bimbingan dan konseling maupun bagi petugas yang menyelenggarakan.
Di samping itu program bimbingan dan konseling yang baik, memungkinkan
keberhasilan suatu layanan bimbingan dan konseling. Prayitno (2000)
mengemukakan beberapa keuntungan disusunnya suatu program, yaitu :
a. Memungkinkan Guru Pembimbing untuk menghemat
waktu, usaha, biaya, dengan menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi, dan usaha coba-coba yang tidak menguntungkan.
b. Siswa asuh akan menerima pelayanan
bimbingan dan konseling secara seimbang dan menyeluruh, baik dalam hal
kesempatan, bidang bimbingan dan jenis-jenis layanan bimbingan yang diperlukan.
c. Setiap Guru Pembimbing mengetahui
peranannya masing-masing dan mengetahui pula bilamana dan dimana harus
bertindak, dalam pada itu Guru Pembimbing akan menghayati pengalaman yang
sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan siswa-siswa
asuhnya.
Ciri - Ciri Program Bimbingan dan Konseling
Program
Bimbingan dan konseling yang baik ialah suatu bentuk program yang apabila
dilaksanakan memiliki efisiensi dan efektivitas yang optimal. Miller (1961)
mengemukakan bahwa:
a. Program
bimbingan dan konseling itu hendaknya dikembangkan secara bertahap dengan
melibatkan semua unsur atau staf sekolah dalam perencanaannya (guru, wali
kelas, kepala sekolah atau wakil kepala sekolah, dan staf sekolah lainnya).
b. Program
bimbingan dan konseling itu hendaknya memiliki tujuan yang ideal dan realitas
dalam perencanaannya.
c. Program
bimbingan dan konseling itu hendaknya mencerminkan komunikasi yang continue
antara semua unsur atau staf sekolah yang bersangkutan.
d. Program
bimbingan dan konseling itu hendaknya menyediakan atau memiliki fasilitas yang
diperlukan.
e. Program
bimbingan dan konseling itu hendaknya memberikan pelayanan kepada semua peserta
didik
f. Program
bimbingan dan konseling hendaknya menunjukkan peranan yang signifikan dalam
menghubungkan dan memadukan sekolah dengan masyarakat.
g. Program
bimbingan dan konseling hendaknya memberikan kesempatan untuk melaksanakan
penilaian terhadap diri sendiri
h. Program
bimbingan dan konseling hendaknya menjamin keseimbangan pelayanan bimbingan dan
konseling dalam hal :
1. Pelayanan
kelompok dan perorangan
2. Pelayanan
yang diberikan oleh berbagai jenis petugas bimbingan dan konseling
3. Studi
perorangan dan konseling perorangan
4. Penggunaan
instrumentasi atau teknik pengumpul data yang objektif dan subjektif
5. Pemberian
jenis-jenis bimbingan
6. Pemberian
konseling kelompok dan konseling perorangan
7. Pemberian
bimbingan tentang berbagai program sekolah
8. Penggunaan
sumber-sumber di dalam maupun di luar sekolah yang bersangkutan.
9. Kebutuhan
perorangan dan kebutuhan masyarakat luas
10. Kesempatan
untuk berpikir, merasakan dan berbuat.