Pengertian Ego State
Ego state adalah salah satu bagian dari sekumpulan kelompok yang mempunyai kesetaraan keadaan atau kondisi emosi, yang dibedakan berdasarkan tugas khusus perasaan (mood) dan fungsi mental khusus, saat kesadaran diasumsikan sebagai identitas dari orang tersebut.
Ego State,
menurut Watkins dan Watkins, adalah sebuah sistem perilaku dan pengalaman yang
terorganisir yang elemen-elemennya saling terhubung melalui beberapa prinsip
yang sama tetapi saling dipisahkan oleh batas-batas yang dapat ditembus
(permeabilitas) hingga derajat kedalaman dan fleksibilitas tertentu.
Ego state
tercipta karena terjadinya suatu pengalaman yang berulang‐ulang
dari sebuah tindakan menjadikan sebagai ego state. Contoh : Anak & lelucon.
Setiap individu rata‐rata memiliki sekitar 5‐15
ego state yang digunakan sepanjang minggu yang dapat berubah-ubah secara cepat
atau lambat dan dapat muncul bersamaan.
Ego state ini memiliki sifat yakni :
Ego state ini memiliki sifat yakni :
·
Tidak dapat dienyahkan
tetapi dapat diganti
·
Normalnya dapat
menjelaskan umur mereka. Yang pasti lebih muda dari pada umur orang tersebut
·
Dapat bersembunyi atau
menjadi tidak aktif dan dapat diganti. Bila berganti, mereka menyukai
menggunakan nama baru
·
Pastilah bagian dari
diri orang tersebut
·
Memiliki identitas.
·
Mempunyai perasaan dan
tidak suka dikasari
·
Semua manusia pasti
memiliki Ego state
Menurut Watkins Ego State terbentuk karena tiga hal.
1) Pertama melalui normal differentiation yaitu anak
belajar membedakan satu hal dengan yang lainnya, misalnya makanan yang ia suka
dan tidak suka, orang yang baik dan tidak baik terhadap dirinya.
2) Kedua adalah introjection of significant others
yaitu anak menyerap energi positif atau negatif dari orang “penting” di sekitar
anak, misalnya orangtua, guru, teman, atau siapa saja yang dianggap penting
oleh anak, dan energi ini termanifestasi dalam diri anak dalam bentuk “Bagian
Diri” yang dinamakan Introject. Dengan kata lain introject adalah
manifestasi/perwujudan suatu figur yang mempunyai peranan penting dalam
kehidupan seseorang yang diadopsi/tersimpan dan “hidup” di dalam
ingatan/mental/pikiran bawah sadar orang tersebut. Contoh introject antara lain
sosok atau figur dari ayah, ibu, suami, istri, saudara, anak, tokoh agama, guru
spiritual, dan lain-lain.
3) Ketiga, Part atau bagian diri yang terbentuk akibat
pengalaman traumatik. Saat anak mengalami suatu pengalaman traumatik dan
tidak ada Ego State dalam dirinya yang mampu menangani trauma ini maka akan
muncul atau tercipta Ego State baru yang khusus berfungsi menangani trauma ini.
Sementara itu tujuan Ego State Therapy adalah sebagai
berikut :
1. Mengalokasikan ego
state dimana adanya kesakitan, trauma, kemarahan, atau frustrasi dan memfasilitasi
ekspresi, melepaskan emosi negatif, memberikan rasa nyaman, dan memberdayakan
diri.
2.
Untuk memfasilitasi
fungsi komunikasi diantara ego state.
3. Untuk menolong klien
mengenal ego state mereka dengan tujuan untuk digunakan sebagai keuntungan
untuk klien kita.
4.
Mengatasi konflik dalam
diri.
Terapi ego state dapat digunakan untuk kasus-kasus psikologis diantaranya yaitu : depressi, penyesalan, dendam yang tak terselesaikan, serangan panik, phobia, tidak percaya diri, multiple personality, schizophrenia, post traumatic stress disorder, addiction, kemarahan, relationship (couples counseling), pain psychosomatic, personal development (mental block)
Kondisi Ego State:
1.
Executive
State merupakan ego state yang keluar ke permukaan disebut Executive state.
Contoh : ketika Gus Dur sedang mengeluarkan lelucon dan menyampaikan lelucon kepada kawan bicaranya, pecanda adalah ego state yang menjadi executive state
Contoh : ketika Gus Dur sedang mengeluarkan lelucon dan menyampaikan lelucon kepada kawan bicaranya, pecanda adalah ego state yang menjadi executive state
2. Surface
State: Ego state yang selalu mengatur dan mengendalikan sehingga muncul ke
permukaan (execute)
3. Underlying
state: Ego state yang sudah berhenti mengatur dan mengendalikan sehingga jarang
sekali ke permukaan muncul / non execute state.
4. Introject
adalah perwujudan sosok seseorang (seperti orang tua, teman, saudara, guru,
kolega, atasan, bawahan, pasangan, anak, dan lainnya) yang mempengaruhi hidup
orang tersebut. Introject bisa positif dan
negatif. Contoh: ayah bisa berarti orang yang taat dan pekerja keras, namun
bisa berarti menjadi orang yang membuat kita marah. Introject ini dapat
dihilangkan dan kita minta pergi (“usir”) keluar dari orang tersebut. Ego State
dan Introject walaupun sama-sama disebut sebagai Part atau Bagian Diri namun
berbeda menurut sumber terciptanya. Ego State berasal dari dalam diri individu
sedangkan Introject berasal dari luar. Introject adalah persepsi tentang
seseorang yang terinternalisasi ke dalam pikiran bawah sadar. Dengan demikian
bisa terdapat sangat banyak Introject dalam diri seseorang.
5. Malevolent
State yakni ego state yang cenderung bertujuan merusak, menyerang dan mencelakai
diri sendiri.Misal: anak yang diasuh di rumah dengan
penuh kekerasan. Kekerasan menjadi sebuah state untuk memproteksi diri orang
tsb, sebab jika ingin selamat, ia harus melakukan kekerasan. Saat dewasa state
ini sudah tidak diperlukan. Namun, ego state ini sudah menjadi karakter orang
tsb. Dapat berfungsi sebagi retro, vaded atau conflict ego state.
6.
Inner
Strenght umumnya lahir bersamaan dengan klien. Nama lain inner streght adalah
inner self, higher self, spiritual self .
Inner strenght tidak dapat dihilangkan atau diganti fungsinya walaupun
fungsinya bisa diperlebar. Inner strenght mempunyai kebijakan (wisdom). Inner
strenght mempunyai level energi. Bila energinya rendah maka perannya berkurang
, bila energinya tinggi maka perannya bertambah. Semua orang mempunyai inner
strenght meski kadang tidak mudah memanggil inner strenght saat pertama kali
Terdapat 4 kondisi ego state yakni : vaded (mengganggu), retro (dipelajari di
masa lalu), conflict (berseteru), normal (positif). Sementara itu ada
beberapa Cara ego state berkomunikasi
yakni : Introject (Parent, other
person), Mature & Nurturing (Normal), Child (Retro, Vaded, Conflict)
Ada 2 teknik Menemukan Ego State :
1.
Teknik Kursi Kosong
(Empty Chair technique)
2.
Teknik Percakapan
(Conversational technique)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar