Social Icons

Sabtu, 22 Desember 2012

Happy Mother's Day

Hari ini tetaplah spesial dari hari kemarin dan seterusnya, karena selalu mendapatkan keridhoanmu, mama..
Percuma hidup, jika tidak mendapatkan keridhoanmu...
Kasih sayangmu, mama yang begitu tulus tanpa diungkapkan aku juga merasakannya..
Layaknya angin yang berhembus, begitulah kasih sayangmu mama, selalu ada..
Ya, aku merasakannya, mama.....
Dan tak kuasa rasanya ketika menetes air matamu, meski bukan menangisiku..
Seandaikan saja aku bisa berada terus disampingmu, mama... Aku akan menjagamu, membalas sedikit demi sedikit semua kasih sayangmu, walau itu tidak mungkin...

Mama adalah segalanya bagiku, sebagai teman, sebagai figur yang kuat dan tangguh, sebagai peri yang selalu sayang dan mengawasi anaknya, sebagai jalan menuju-Nya dengan mudah..
Mama, meski semenjak SMP aku sekolah jauh darimu, tetapi pancaran kasih sayangmu, perhatianmu, semua ketulusanmu bisa dirasakan olehku...

Andaikan aku bisa memelukmu sekarang mama,.
Ingin ku bersujud di kakimu, ingin kupeluk tubuhmu yang tidak sekuat dulu, ingin kucium pipimu dan kubisikkan di telingamu kata-kata maaf atas kesalahanku dan kata terima kasih karena selalu kau menyayangiku, mama...

Ketika kuberkata "Do'akan aku mama, aku mau uas, aku mau ini, mau itu..." dengan lembut, mama menjawab "Iya, Tiap hari mama do'akan anak-anak mama".
Begitulah mama, yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya...
Meski aku masih berkegantungan sama mama, tetapi aku akan memberikan yang terbaik semampu yang kubisa untuk membahagiakan mama.

Pernah suatu ketika kubelikan baju, dompet, jilbab sebagai oleh-oleh mama, papa dan adik. Namun apa jawaban mama? "Mama tidak perlu ini, cukup melihat kamu sukses dan berprestasi saja itu kebahagiaan mama". Langsung tak kuat mendengarkannya, ternyata mama adalah seorang yang ingin selalu membahagiakan orang yang dicintainya. Dan pernah kuingat kata-kata ketika pergi ke Mall untuk berbelanja baju, kutanyakan mama untuk membeli sebuah baju atau jilbab atau gamis. Tetapi lagi-lagi aku diberi pelajaran oleh mama "Mama tidak perlu baju, buat mama membelikan baju untuk anak-anak dan bahagia itu udah membahagiakan mama, yang penting anak mama senang".

Inilah sesosok mamaku, mama yang benar-benar tulus mencintaiku, adikku dan papaku...
Usaha yang mama bangun selama ini juga tidak sia-sia, karena mama selalu mengedepankan kepentingan anak-anaknya..
Sebagai ganti ketidakhadiranku selama bertahun-tahun karena menuntut ilmu, aku berusaha untuk mengingatkan mama untuk makan, istirahat, dan sholat...
Dan, tidak lupa pula sebelum ujian atau apapun, aku berusaha untuk meminta keridhoan mama agar dipermudah selama prosesnya.

I LOVE YOU, MAMA...
YOU'RE MY EVERYTHING...

SELAMAT HARI IBU....

Rabu, 05 September 2012

Macam-Macam Teori Motivasi

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.

A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.



• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a.       karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b.      karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c.       Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d.      Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
  1. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
  2. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
  3. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
  4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan

E. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),
 yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
• Need for Power (dorongan untuk mengatur)

F. Clayton Alderfer ERG
 Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.

Jumat, 10 Agustus 2012

Konsep Dasar Kepribadian Manusia Menurut Freudian

Pandangan freudian tentang sifat manusia adalah pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Manusia dideterminasi oleh kekuatan rasional, motivasi tak sadar, dorongan biologis dan naluriah karena peristiwa psikoseksual yang terjadi pada lima tahun pertama kehidupan. Menurut pandangan freudian ortodoks, dinamika kepribadian terdiri dari cara energi dibagikan kepada id, ego, dan superego. Karena energi psikis terbatas, maka suatu sistem menguasai energi tersedia dan mengorbankan yang lain. Freud juga menekankan peran naluri – naluri, yang bersifat bawaan dan biologis.
Freud menekankan naluri-naluri seksual dan impuls-impuls agresif.ia melihat tingkah laku sebagai determinasi oleh hasrat memperoleh kesenangan dan menghindari kesakitan.
Manusia memiliki naluri-naluri kehidupan maupun naluri-naluri kematian. Menurut Freud segenap kehidupan adalah kematian, kehidupan tidak lain adalah jalan melingkar kearah kematian.
Sumbangan dari teori psikoanalitik tentang pandangan manusia :

  1. Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami dan pemahaman tentang sifat manusia pada peredaran penderitaan manusia.
  2. Tingkah laku sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar.
  3. Perkembangan masa dini kanak-kanak berpengaruh kuat terhadap kepribadian masa dewasa.
  4. Teori psikoanalitik menyediakan kerangka kerja untuk memahami cara yang digunakan individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme untuk menghindari kecemasan.
  5. Pendekatan psikoanalitik memberikan cara mencari keterangan dari ketaksadaran melalui analisis atas mimpi, resistensi, dan transferensi.
Konsep – konsep utama struktur kepribadian

Menurut teori psikoanalitik, struktur kepribadian terdiri dari tiga sistem, suatu kesatuan yang saling berhubungan.

  • Id
Id adalah komponen biologis, bersifat tak sadar, tak logis, amoral, dan didorong oleh satu kepentingan, memuaskan kebutuhan naluriah sesuai asas kesenangan. Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil, kepribadian tiap orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan.
  • Ego
Ego adalah komponen psikologis dan memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Ego mengendalikan kesadaran, berlaku realitas, dan berpikir logis serta merumuskan rencana tindakan bagi pemuasan kebutuhan. Ego adalah tempat bersemayam intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan id.
  • Superego
Superego adalah cabang moral dan hukum dari kepribadian yang membedakan apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah. Superego merepresentasikan hal yang ideal dan mendorong kepada kesempurnaan. Superego berkaitan dengan imbalan – imbalan, contohnya perasaan bangga dan mencintai diri, dan hukuman – hukuman, contohnya perasaan berdosa dan rendah diri.


Kesadaran dan Ketaksadaran
Konsep tentang kesadaran dan ketaksadaran merupakan kunci-kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah-masalah kepribadian.
Ketaksadaran tak bisa dipelajari secara langsung hanya dapat dipelajari dari tingkah laku.
Pembuktian kelinis guna membuktikan konsep ketaksadaran mencakup :
  1. Mimpi-mimpi yang merupakan reprentasi-reprentasi simbolik dari kebutuhan-kebutuhan, hasrat-hasrat, dan konflik diluar tak sadar.
  2. Salah ucap atau lupa, misalnya terhadap nama yang dikenal
  3. Sugesti-sugesti pascahipnotik
  4. Bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik asosiasi bebas
  5. Bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik proyektif
Bagi Freud kesadaran merupakan bagian terkecil dari keseluruhan jiwa.seperti gunung es yang mengapung yang bagian terbesarnya barada di bawah permukaan air. Ketaksadaran itu menyimpan pengalaman-pengalaman, ingatan-ingatan, dan bahan-bahan yang direpresi. Kebutuhan-kebutuhan dan motivasi-motivasi yang tak bisa dicapai, yakni terletak di luar kesadaran juga berada di luar daerah kendali.
Oleh karena itu sasaran terapi psikoanalitik adalah membuat motif-mtif tak sadar menjadi disadari. Proses-proses tak sadar adalah akar segenap gejala dan tingkah laku neurotik. Dari perspektif ini “penyembuhan” adalah upaya menyingkap makna gejala-gejala, sebab-sebab tingkah laku, dan bahan-bahan yang direpresi yang merintangi fungsi psikologis yang sehat.

Kecemasan
Pandangan psikianalitik tentang sifat manusia adalah memahami konsep kecemasan. Kecemasan adalah suatu keadaan tentang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu. Fungsinya adalah memperingatkan adanya bahaya ancaman yakni sinyal bagi ego yang akan terus meningkat jika tindakan-tindakan yang layak untuk mengatasi ancaman bahaya itu tidak diambil.
Apabila tak bisa mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan langsung, maka ego akan menandalkan cara-cara yang tidak realistis, yakni tingkah laku yang berorientasi pada pertahanan ego.

Ada tiga macam kecemasan : kecemasan realistis, kecemasan neorotik, dan kecemasan moral.
Kecemasan realistis adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia external dan taraf  kecemasanya sesuai dengan derajat ancaman yang ada.
Kecemasan neoritik adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi hati nurani sendiri.
Orang yang hati nuraninya berkembang baik cenderung merasa berdosa apabila dia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kode moral yang dimilikinya.

Bentuk – bentuk mekanisme pertahanan ego:
  • Penyangkalan:

Pertahanan melawan kecemasan dengan “menutup mata” terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam. Individu menolak sejumlah aspek kenyataan yang membangkitkan kecemasan. Kecemasan atas orang yang dicintai, misalnya sering dimanifestasikan oleh penyangkalan terhadap fakta kematian.
  • Proyeksi:

Mengalamatkan sifat – sifat tertentu yang tidak bias diterima oleh ego kepada orang lain. Misalnya ia mengutuk orang yang berbuat jahat dan menyangkal bahwa ia mempunyai sifat jahai itu.
  • Fiksasi:

Menjadi  “terpaku”  pada tahap – tahap pengembangan yang lebih awal karena menggambil langkah ke tahap selanjutnya bias menimbulkan kecemasan.
  • Regresi:

Melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutanya tidak terlalu besar.
  • Rasionalisasi:

Menciptakan alas an – alas an yang “baik” guna menghindarkan ego dari cedera. Memalsukan diri sehinga menyatakaan yang mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan. Misal : orang yang ditingal  pacarnya.
  • Sublimasi:

Menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau secara sosial lebih dapat diterima bagi dorongan – doronganya. Contohnya dorongan agresife yang ada pada seseorang bias disalurkan dalam aktifitas olah raga.
  • Displacement:

Mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya tidak bisa dijangkau.  Misalnya seorang anak ingin menendang orang tuanya kemudian menendang adiknya atau kucing.
  • Represi:

Melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bias membangkitkan kecemasan ; mendorong kenyataan yang tidak bias diterima kepada ketak sadaran, atau menjadi tak menyadari hal – hal yang menyakitkan.

Rabu, 04 Juli 2012

Makna Shalat Wajib bagi Kesehatan Mental.


Dalam pandangan ahli jiwa, ampunan terhadap dosa dan kesalahan, merupakan obat bagi gangguan kejiwaan, karna salah satu penyebab dari gangguan kejiwaan adalah merasa bersalah atau berdosa. Orang akan merasa gelisah dan goncang jiwanya apabila ia merasa bersalah atau berdosa kepada Tuhan. Dalam pengalaman merawat orang-orang menderita gangguan kejiwaan, ternyata banyak orang yang terserang kegoncangan kejiwaan merasa dirinya berdosa.
            Dalam melaksanakan shalat sebagai obat atau pengobatan kejiwaan, tentu saja shalat tersebut harus didasarkan atas iman dan keyakinan akan kebenaran sifat-sifat Allah, terutama sifat yang sangat diperlukan oleh seorang yang mengharap serta mencari tempat mengeluh, mengadu dan mengungkapkan perasaan. Artinya shalat dapat menjadi obat dan penyembuh penyakit kejiwaan, bagi orang yang beragama.
1.      Shalat Subuh.
Shalat Subuh yang waktunya antara terbit fajar sadiq dan terbit matahari, memberi arti bahwa orang yang akan shalat Subuh harus bangun pagi, kira-kira jam 4.30, atau sebelumnya. Udara Subuh yang segar, sejuk, nyaman, dan bersih itu, akan terhirup olehnya. Udara segar yang bersih itu sangat diperlukan untuk kesehatan tubuh, terutama paru-paru, dan para ahli kesehatan menyatakan bahwa banyak zat yang amat baik bagi kesehatan tubuh terdapat pada waktu Subuh itu. Pada waktu Subuh batin orang yang bangun tidur itu masih lega, belum menghadapi persoalan, belum ada yang dikeluhkan. Makanya dalam memasuki hari itu setiap orang ingin merasa terjamin ketentraman dan keamanan hidupnya sepanjang hari nanti. Untuk itulah ia perlu memohon kepada Yang Maha Kuasa, agar ia selamat dan tidak terganggu dalam menjalani tugas hidupnya sekeluarga.
2.      Shalat Zuhur.                                                                                                                           
Menurut perhitungan kejiwaan, apabila perasaan tidak tenang, dan pikiran penuh dengan berbagai masalah yang tidak terselesaikan, maka daya pikir akan menurun bahkan mungkin tidak bekerja. Inilah mengapa shalat Zuhur itu wajib dan tidak boleh ditunda sampai terlewat waktunya. Seorang yang telah lelah bekerja dan menghadapi berbagai hal yang mengganggu sejak pagi, akan merasa agak segar apabila bersuci, berkumur-kumur atau sikat gigi, membersihkan hidung, membasuh muka, membasuh tangan sampai ke siku, membersihkan telinga, mengusap rambut, mencuci kaki. Semua kegiatan berwudhuk dan persiapannya, memberi dampak positif bagi kesehatan dan kesebaran tubuhnya. Sedangkan pelaksanaan shalat wajib, seperti telah diuraikan terdahulu, akan melegakan. Berdo’alah agar hati kembali tentram dan lega.
3.      Shalat Ashar.                                                                                                                                   
Setelah shalat Zuhur dilaksanakan, maka orang kembali melaksanakan tugas dengan hati lega, karena telah selesai menunaikan kewajiban ibadah shalat dan mengungkapkan kepada Allah persoalan dan hal-hal yang tidak menyenangkan, serta bersyukur atas keberhasilan dalam menyelesaikan sebagian tugasnya. Manusia diwajibkan kembali shalat dan menghadap kepada Allah untuk memohon ampun, berdo’a dan mengadukan serta  tidak menyenangkan.
4.      Shalat Maghrib.                                                                                                                              
            Allah memberi kesempatan bahkan mewajibkan kepada manusia untuk menghadap kepadaNya guna menunaikan kewajiban pembersihan diri dari berbagai masalah yang menyesak dada, serta memohon ampun atas segala kekhilafan dan kesalahan dalam perjalanan hidup sehari tadi, dan selanjutnya bersyukur kepada Allah atas segala keberhasilan yang dicapainya, serta memohon ridha dan karunianya.
5.      Shalat Isya.
Agar tidur nyenyak, mohonlah perlindungan kepada Allah, agar dijagaNya selama tidur. Buatlah perhitungan, terhadap pekerjaan sehari tadi, mulai dari bangun tidur sampai kepada malam menjelang tidur kembali.
Kalaulah setiap orang Islam taat melaksanakan shalat wajib yang lima waktu sehari semalam, dengan khusuk dan cukup syarat dan rukunnya, insyaAllah akan terhindar dari gangguan penyakit kejiwaan serta jauh dari stress dan kegoncangan kejiwaan.
Definisi Shalat.
Secara etimologi, shlat artinya doa. Menurut terminology, shalat adalah beribadah kepada Allah dengan ucapan dan perbuatan yang sudah dikenal, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, disertai niat, dengan syarat-syarat khusus.
Rukun-rukun Shalat.
1.      Berdiri dalam Shalat Fardhu bagi yang mampu.
2.      Takbiratul Ihram.
3.      Membaca Al-Fatihah di Setiap Rakaat.
4&5. Ruku’ Dibarengi dengan Thuma’ninah.
6&7. I’tidal yang Disertai Dengan Thuma’ninah.
8&9. Sujud yang Disertai dengan Thuma’ninah.
10&11. Duduk di Antara Dua Sujud yang Disertai Thuma’ninah.
12&13. Duduk dan membaca Tasyahhud Akhir.
14.   Mengucapkan Salam 

Minggu, 03 Juni 2012

Proses Konseling Anak (Terapi Bermain)

Salah satu metode yang sangat efektif yang sering dipakai di dalam konseling anak adalah terapi bermain (Play Therapy). Setidaknya ada lima alasan mengapa konselor anak menggunakan terapi bermain dalam menolong anak-anak. Pertama: pemecah es hubungan konselor – anak. Kedua: Menolong usaha konselor lebih memahami anak yang ditangani. Ketiga: Menolong anak menyatakan secara nonverbal sesuatu yang sulit diungkapkan anak. Keempat: Menolong anak bertumbuh dan sadar akan masalah yang dihadapi sehingga dapat menemukan jalan keluar. Kelima: Usaha melatih anak melakukan suatu ketrampilan yang dahulu tidak dapat dilakukannya. Penggunaan terapi bermain sudah sangat terbukti sangat efektif dalam pemberian pertolongan pastoral kepada anak-anak.

Proses Konseling Anak
Hampir semua anak yang datang ke ruang konseling dibawa oleh orang lain, baik itu orang tua, atau pihak-pihak lain yang bertanggung jawab terhadap kehidupan anak. Oleh sebab itu, anak-anak yang datang ke ruang konseling seringkali tidak siap, atau bahkan enggan menceritakan masalah yang sedang dihadapinya saat itu. Oleh sebab itu, konselor harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatu, khususnya kesiapan hati untuk menjalin hubungan (relationship) dengan anak yang datang kepadanya.

Langkah Persiapan
Ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh konselor sebelum sesi pertama konseling berlangsung. 
Pertama: Konselor perlu mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai anak, kondisinya, keadaan keluarga, nilai-nilai hidupnya, pergaulannya, dan sebagainya dari orang-orang yang hidup di sekitar anak itu, misalnya: keluarga, pengasuh, dan sebagainya. Semakin banyak informasi yang diperoleh anak semakin membantu keefektifan konseling dan dalam penetapan goal / tujuan konseling berikutnya. 
Kedua: Konselor perlu menegaskan kontrak dengan orang tua. Orang tua harus menyadari dan terlibat di dalam seluruh proses konseling, khususnya dalam rangka menolong anak di rumah.
Ketiga: Konselor perlu memilih media konseling yang tepat sesuai dengan kebutuhan, karakter, dan kesukaan anak. Hal ini akan sangat mempengaruhi kesiapan anak untuk menceritakan masalah dan dibantu dalam rangka menghadapi dan menyelesaikan masalah.

Langkah konseling
Fase pertama: Client Centered Psychotherapy. Langkah awal disebut sebagai joining, yaitu konselor mulai menjalin hubungan yang akrab dan dengan dekat dengan anak. Dalam Tujuan utama joining adalah untuk membangun rasa aman sehingga pelan-pelan anak mulai membuka dirinya dan masalah yang dihadapi. Keberhasilan joining dimulai dari pertemuan pertama. Semakin baik kesan anak terhadap konselor diawal konseling akan mempengaruhi seluruh proses konseling berikutnya. Dalam pertemuan awal ini, mungkin akan banyak kejutan, hal yang mengagetkan kita. Namun yang paling penting adalah stick to the focus of counseling. Dalam proses joining, konselor dapat menggunakan media yang dapat membantu anak untuk membuka dirinya. Media yang paling sering dipakai untuk proses joining adalah miniatur binatang (akan dijelaskan pada poin di bawah). Konselor perlu melakukan banyak observasi terhadap segala sesuatu yang dilakukan, dikatakan, dipikirkan, anak. Konselor juga perlu mendengar dengan penuh perhatian terhadap anak. Dalam berbicara dengan anak, konselor harus menghindarkan kesan menginterview anak dengan memberondongnya dengan banyak pertanyaan. Ketika berbicara dengan anak, konselor sebaiknya menggunakan statement (kalimat berita) yang berisi affirmasi dan beri feedback untuk setiap hal yang dibicarakan anak. Ketika konselor ingin bertanya, hindari pengunaan kata tanya ”mengapa”. Gunakan pertanyaan terbuka (open question), yang mengijinkan anak bercerita lebih banyak. Konselor perlu bertanya beberapa kali untuk satu hal yang diceritakan anak, agar anak dapat bercerita lebih banyak lagi pokok pembicaraannya. Ijinkan anak berbicara apa yang ingin dia bicarakan. Konselor harus berhati-hati terhadap fokus kepada agenda pribadi konselor. Setelah anak berbicara dengan terbuka dan konselor mulai menangkap problem utama yang sedang dihadapi, konselor perlu menetapkan goal / tujuan spesifik dari proses konseling. Hal ini akan membuat konselor lebih efektif menolong anak.
Fase kedua: Gestalt Therapy. Setelah anak menceritakan masalah yang dihadapi dalam fase pertama, konselor perlu menolong anak untuk masuk ke dalam emosinya berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. Kita perlu menolong anak untuk release the emotion, tentang kesedihannya, kemarahannya, perasaan ditolaknya, dan mengijinkannya untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya mungkin tidak dilakukannya; misalnya berteriak dengan suara keras, meremas-remas sesuatu (media yang disediakan). Media yang paling sering digunakan dalam fase ini adalah sand tray atau clay. Media ini menolong anak untuk dapat mengeluarkan emosi-emosi negatif yang mungkin selama ini tersembunyi namun terus dirasakan anak. Setelah proses pelepasan emosi, anak mungkin akan mengalami kelegaan dan cenderung lebih positif. Setelah anak masuk ke dalam keadaan itu, konselor dapat melanjutkan konseling ke fase berikutnya.
Fase ketiga: Narative therapy. Dalam fase ini, konselor menolong anak melakukan rekonstruksi mengenai apa yang sedang terjadi dalam hidupnya. Dalam fase ini, konselor menolong anak untuk melihat masalah yang dihadapi dengan cara yang berbeda (dari sudut yang berbeda dan lebih positif). Penekanan semua pendekatan adalah strength based. Dalam fase ini, Pertama: konselor menolong anak dengan melakukan rekonstruksi cerita, dan membuat cerita baru (dari hal yang sama namun dengan sudut pandang yang lebih positif) dari kisah yang sudah diceritakan anak. Kedua:Konselor menolong anak melakukan proses eksternalisasi, yaitu menolong anak menaruh masalah di luar dirinya, dan melihatnya dengan perspektif yang berbeda. Ketiga: Pola lain yang sering dilakukan adalah pengecualian (exception), yaitu ketika anak berulang-ulang menggunakan kata-kata tertentu, misalanya: selalu, tidak pernah, tiap kali, dan sebagainya. Pengecualian membuat anak melihat, bahwa di dalam hal yang negatif, tetap ada hal yang positif. Keempat: Konselor menggunakan scalling Question,untuk mengukur tingkat masalah yang dihadapi (dipikirkan atau dirasakan) anak. Kelima: Konselor dapat menggunakan Miracle Question, mengenai kemungkinan keadaan anak bila masalah yang dihadapinya hilang atau tidak ada lagi. Semua pendekatan ini akan sangat menolong anak untuk melihat sesuatu dengan lebih positif dan mengandung harapan untuk berubah. Persepsi yang berubah akan menolong anak untuk mengubah tingkah lakunya berkaitan dengan hal itu. Media yang paling sering digunakan dalam fase ini adalah penggunaan Sand tray dan clay / malam / tanah liat, yang juga sangat menolong anak untuk deal dengan perasaan dan pola berpikirnya,
Fase keempat: Cognitive Behaviour Therapy. Setelah menemukan masalah utama, deal dengan perasaannya kepada hal itu, dan melihat masalah itu secara berbeda dan positif, sekarang konselor perlu menolong anak untuk memutuskan orang seperti apa yang diinginkan oleh anak. Seringkali anak yang mengalami masalah mengganggap bahwa dialah yang menyebabkan masalah terjadi. Hal ini tentu sangat merusak cara dia berpikir mengenai dirinya sendiri. Banyak keyakinan yang salah mengenai diri yang dibangun dari rasa bersalah ini. Oleh sebab itu, konselor perlu menolong mengubah unhelpful belief (destructive beliefs) mengenai dirinya sendiri. Metode yang sering digunakan dalam fase ini adalah menggambar fruit tree.. Dalam hal ini, anak disadarkan bahwa ada banyak pilihan yang harus diputuskannya, khususnya mengenai dirinya sendiri, khususnya untuk keinginannya dan harapannya menjadi seseorang yang diinginkannya untuk hidup secara sehat dan benar. Pilihannya akan sangat mempengaruhi akan jadi seperti apa dirinya setelah konseling selesai
Fase kelima: Behaviour Therapy. Dalam fase ini, konselong menolong anak berlatih ketrampilan baru yang dibutuhkannya untuk menjadi seorang seperti yang dipilihnya dalam fase kelima. Metode yang dapat menolong anak untuk belajar tingkah laku yang baru adalah comic strip atau worksheet. Tentu seorang anak sangat tidak mudah untuk langsung mempunyai tingkah laku baru yang diharapkan. Dia harus dilatih terlebih dahulu. Oleh sebab itu, konselor perlu menolong anak untuk belajar tingkah laku baru. Ruang konseling dapat digunakan sebagai ruang latihan, dan anak diminta untuk mempraktekkan langsung tingkah laku baru yang ingin dilakukannya kemudian. Untuk beberapa masalah yang dihadapi anak, misalnya kemarahan, anak ditolong untuk melakukan tindakan visualisasi langsung, dengan metode eksternalisasi (lihat fase 3) untuk mengatasi kemarahan
Fase keenam : Terminasi. Setelah melihat, review dan memperbincangkan dengan anak dan orang tua, dan melihat kemajuan konseling yang sudah terjadi, konseling dapat diselesaikan dan doa kita perlu terus menyertai anak-anak itu, agar hanya tangan KUAT Tuhan yang selalu menjaga dan menguatkan mereka dalam semua pergumulan hidup yang akan dihadapi mereka di depan.
Ingat: peran orang tua dalam semua fase konseling anak sangatlah penting dan menentukan. Informasikan apa saja yang dibutuhkan orang tua untuk menolong anak dengan cara dan pola seperti yang kita harapkan terjadi di rumah. Komunikasi dengan orang tua memegang peranan yang sangat besar dalam hal ini.

Dua Masalah Yang Paling Sering Muncul Dalam Konseling:
Resistensi
Seringkali anak menolak untuk bekerja sama atau terbuka kepada konselor. Pada umumnya, mereka bukanlah menolak konselor. Mereka seringkali merasa tidak sanggup menghadapi kesedihan, sakit, luka, dan kemarahan mereka, sehingga mereka sering memilih untuk menghindar atau malah menjauhi konselor yang akan membantu mereka. Hal itu mereka lakukan untuk melindungi diri dan menghindari keadaan atau perasaan yang tidak nyaman. Seringkali beberapa tanda juga menyertai resistensi mereka, antara lain: Pertama: Regresi (kemunduran kemampuan). Kedua: Denial (menyangkali keadaan). Ketiga: Avoidance (menolak dan menghindari pembicaraan). Keempat: Repression (menekan / menyembunyikan) perasaan. Kelima: Projection (memproyeksikan perasaan kepada benda atau ke orang lain). Keenam: Rasionalisasi (Mengurangi perasaan tidak nyaman – cenderung unhelpful thought). Ketujuh: Reaction Formation (Tindakannya tidak sama dengan perasaan – tidak jujur). Kedelapan: Defence mechanism (mekanisme pertahanan). Kesembilan: defensive behaviour (melakukan sesuatu yang bertentangan dengan yang seharusnya dilakukan untuk mempertahankan diri). Hal yang dapat dilakukan konselor untuk anak yang melakukan resistensi adalah mengijinkan hal itu terjadi sebagai proses normal, perkuat joining, dan sabar menunggu sampai anak benar-benar siap untuk membuka dirinya. Jangan memaksa anak. Hal itu akan membuat anak semakin menghindar dan shut down terhadap kita. Gunakan feedback, beri validasi sampai dia mengerti bahwa konselor sangat mengerti keadaannya. Setelah itu, kembali lagi ke pergumulannya dengan pendekatan yang berbeda.
Transference
Konselor perlu benar-benar membereskan dirinya sendiri sebelum melayani anak-anak yang bermasalah. Jika konselor sendiri belum berdamai dengan diri dan keadaannya, konseling hanya akan memperburuk keadaan konselor maupun anak, karena konselor sendiri terjebak dengan keadaan dirinya sendiri, yang mungkin sangat mirip dengan apa yang dialami anak pada waktu itu.

Penggunaan Beberapa Media Dalam Konseling Anak
Miniatur Binatang
1.Sekumpulan binatang berbagai jenis (binatang buas, ternak, jinak, dinosaurus, binatang peliharaan, dll)
2.Benda-benda pendukung lainnya (misalnya pagar, dll)

Langkah-langkah penggunaan Miniatur binatang dalam terapi anak:
1.Pilihlah binatang yang paling menyerupai / menggambarkan dirimu
2.Pilihlah biatang yang mewakili keluargamu, sekolahmu, dll
3.Susunlah binatang itu menurut kedekatan hubungan mereka
4.Bila ada satu binatang tidak ada (salah satu yang berpengaruh), apa yang terjadi ?
5.Susunlah binatang itu yang membuat semua yang di dalamnya merasa lebih bahagia. (akhiri konseling dengan sesuatu yang melegakan / membahagiakan)

Sand Tray
1.Kotak pasir, pasir yang bersih dan berukuran lebih besar
2.Perlengkapan: benda-benda apa saja (yang akan dijadikan simbol / lambang )

Langkah-Langkah menggunakan Sand Tray dalam terapi anak:
1.Kumpulkan informasi penting mengenai apa yang sedang terjadi dalam diri anak (misalnya : perceraian, kematian, dll). Observasi cara anak bermain, cara meletakkan lambang, pemilihan lambang, emosinya, raut wajahnya, dan tema selama bermain.
2.Beri feedback dan gunakan open question untuk memancing anak bercerita lebih banyak mengenai apa yang sedang terjadi dengannya.
3.Beri dia kesempatan untuk menata mainan tersebut berdasarkan apa yang membuatnya lebih bahagia dibanding dengan apa yang telah terjadi.
Clay
1.Clay, malam, tanah liat
2.tatakan untuk bermain malam (agar kebersihan tetap terjaga)
3.Benda-benda pendukung (alat untuk memotong, membentuk, mencetak, dll)
Langkah-Langkah menggunakan Clay dalam terapi anak:
1.Minta anak berteman dengan clay (dengan meminta mereka melakukan sesuatu; membuat bola, memipihkan, membuat ular, melingkarkan ke jari, dll). Ingat: observasi dan feedback
2.Meminta anak memilih bagian mana dari aktifitas tadi yang disukainya. Diperagakan lagi.
3.Minta dia membuat dirinya (bentuk apa saja kecuali bentuk asli manusia)
4.Coba minta mereka membuat anggota keluarga lain
5.Atur berdasarkan kedekatan. Minta dia merefleksi perasaannya.
6.Dengan clay, minta dia mengekspresikan perasaan (misalnya apa yang membuatnya marah, dll)
7.Minta anak berdiri, pegang clay yang melambangkan perasaannya. Katakan pada clay itu dengan suara keras (saya marah karena...), lempar clay ke bawah. Ingat: konselor harus tenang supaya situasi lebih terkendali
8.Atur posisi anggota keluarga yang membuatnya semua lebih bahagia
9.Tanyakan perasaannya sekarang
10.Konfirmasi: apa dia atau konselor yang beritahu orang tua mengenai apa yang perlu orang tua ketahui. Setelah itu mainan dapat dirapikan.

Fruit Tree Drawing
1.Kertas gambar, pensil dan krayon
2.kursi dan meja kecil untuk menggambar.

Langkah-Langkah menggunakan Fruit Tree drawing dalam terapi anak:
1.Minta anak menggambar sebuah pohon yang menggambarkan dirinya.
2.Dialog dengan anak mengenai gambar itu; misalnya mengenai pohon apa itu, apa hidup sendiri / bersama, bagaimana buahnya, apa yang terjadi dengan pohon itu, dll. Gunakan kata ganti orang pertama untuk bercerita mengenai pohon itu. Minta anak menceritakan lebih banyak tentang dirinya dan apa yang dipikirkan mengenai diri dan lingkungannya. Ingat: observasi dan feedback adalah hal krusial untuk menolong anak bercerita.

Comic Strip
1.Kertas dengan 3 kotak untuk menggambar
2.Alat gambar / warna
 Langkah-Langkah menggunakan Comic Strip dalam terapi anak:
1.Untuk kotak pertama : minta anak menggambar apa yang sedang terjadi saat ini (sumber masalahnya).
2.Untuk kotak kedua : tindakan yang membuat anak terhindar dari masalah
3.Untuk kotak ketiga : apa yang dapat dilakukan untuk menolongnya terhindar dari problem yang timbul.
4.Penekanan: anak punya pilihan dan segala pilihan pasti ada konsekuensinya masing-masing.


Rabu, 02 Mei 2012

Biokimia Ketakutan dan Ketamakan



            Mengapa sebanyak apapun yang mereka miliki, orang sepertinya selalu menginginkan lebih? Pencarian untuk sesuatu yang kebih banyak, lebih besar, dan lebih baik begitu melekat dalam budaya kita sehingga krbanyakan orang tak pernah mempertanyakannya. Namun sebenarnya, ada dasar biologis yang melandasi keinginan kita untuk sukses.
            Setiap kali kita melihat sesuatu yang kita inginkan, otak kita melepaskan syaraf pemancar yang disebut “dopamine” ke dalam aliran darah. Pelepasan dopamine ini menimbulkan rasa mendamba dalam tubuh kita, seolah-olah kita “harus mendambakan” apapun yang kita inginkan.
            Kemudian, ketika kita ahirnya meraih hasil akhir yang didambakan dan mendapatkan keinginan kita, otak kita memberi hadiah saraf pemancar “rasa bahagia”  yang disebut “serotonin”. Proses saling mempengaruhi antara kedua pembawa pesan kimia dalam tubuh kita berlangsungg ini berlangsung sepanjang hari, setiap hari. Kita senantiasa bergerak antara keinginan dan pemenuhan keinginan kita, dan seluruh permainan ini diatur oleh zat kimia otak kita.
            Ketika kita menyaksikan pertandingan sepak bola, saat bola menggelinding di lapangan, kita melepaskan dopamine yang kian bertambah, membentuk rasa mendamba di dalam tubuh kita agar tim kita mencetak gol. Saat mereka berhasil mencetak gol, otak kita melepaskan serotonin ke dalam aliran darah dan kita merasa sangat gembira.
            Proses yang sama persis terjadi ketika kita terlibat dalam usaha mendapatkan uang. Saat hasrat kita untuk menutup transaksi mulai terbangun, pelepasan zat-zat kimia dimulai pula. Ini sebabnya sebagian orang terkaya di dunia terus berkarya seakan-akan hidup mereka tergantung akan itu, mereka merasa terdorong untuk melakukannya karena sebenarnya secara kimiawi mereka kecanduan perasaan sukses.
Itu sebabnya sangat penting untuk menemukan pekerjaan yang Anda sukai dan berhubungan dengan nilai-nilai terrtinggi anda. Jika perasaan bahagia anda hanya datang dari menghasilkan uang dan bertranstaksi, pada akhirnya anda akan menganggap uang sebagai komoditas. Sebanyak apapun yang anda miliki, anda tidak akan merasa cukup.
            Sebaliknua, ada sebagian orang uang mengejar uang sebagai pengganti rasa aman. Mereka jenis orang yang merasa seakan-akan selalu membutuhkan uang yang lebih banyak untuk bisa “aman”. Dalam hal ini, pencarian untuk memperoleh lebih banyak dipicu oleh ketakutan akan “ketidakcukupan”, tidak cukup cinta, tidak cukup percaya diri, dan tidak cukup perasaan bahagia. Dan seluruh uang di dunia ini tidak bisa mengisi lubang yang berhubungan dengan masalah psikologis dan bukan fisik itu.
            Sekali lagi, kalau kita tidak terlibat aktif dan memegang kendali, zat kimia otak kitalah yang akan mengatur pertunjukan. Dalam hal ini, adrenalin ketakutan memicu kita untuk mengejar uang, dan serotonin kekuksesan untuk sementara menenangkan ketakutan itu. Ledakan perasaan bahagia itu terasa sangat nikmat sehingga orang rela menakut-nakuti diri supaya mau menghasilkan lebih banyak uang, dan demikianlah siklus terus berlanjut.
            Jika anda memperlakukan uang seperti obat terlarang, anda kemungkinan akan menjadi seorang pecandu. Jika anda merasa seakan-akan harus punya lebih banyak uang agar bisa santai dan merasa bahagia, anda tidak akan memegang kendali dan uanglah yang mengatur hidup anda. Sebanyak apapun uang yang dikumpulkan, anda tidak akan pernah kaya.

Jumat, 13 April 2012

Kematian dalam Pandangan Agama

Dalam bahasa Yunani ‘kematian’ disebut thanatos. Thanatos berarti bentuk kematian atau keadaan mati. Tetapi kata ini juga dipakai untuk mengungkapkan hal berbahaya yang mematikan, bagaimana kematian, ancaman kematian. Thanatos berarti membuat seseorang mati, membunuh, dan mengakibatkan sesuatu hal berbahaya yang mematikan. Kematian adalah jangka waktu ketika kita melewati dengan sendiri dunia yang tidak kelihatan.
Mati menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari jasad, kalau menurut ilmu kedokteran orang baru dikatakan mati jika jantungnya sudah berhenti berdenyut. Mati menurut Al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak dua kali dan mengalami pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua kali pula. Terpisahnya Ruh dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita masih berada dialam Ruh, ini adalah saat mati yang pertama. Seluruh Ruh manusia ketika itu belum memiliki jasad. 
Komaruddin (2005) kematian adalah keniscayaan, tidak satu jiwa pun mampu menghindarinya. Sedikit sekali yang mau menerimanya, dan hampir semua orang merasa sangat berat meninggalkan hidup ini. Seperti yang tertera dalam Al’Quran “Setiap sorang diantara mereka menginginkan seandainya dia diberi umur seribu tahun…, “(QS Al-Baqarah [2]:96). Bahkan bukan hanya seribu tahun,yang diinginkan adalah kekekalan selama-lamanya. Keinginan hidup kekal itu, antara lain disebabkan karena umur manusia tidak sepanjang harapan dan cita-citanya. Ketidaksiapan manusia dalam memaknai kematian tersebut didasari atas rasa takut, boleh jadi juga rasa takut itu disebabkan karena pemikiran tentang sanak keluarga yang akan ditinggal. Kecemasan ini diusik dengan janji bagi yang taat agar tak perlu risau karena para malaikat akan mengurus mereka (QS Fushshilat [41]:30-31).
Sebagai mahluk ciptaan, ternyata hidup manusia itu terbatas. Manusia sama sekali tidak bisa mempertahankan apa yang diinginkan. Kedudukan manusia yang tinggi maupun besarnya kekuasaan yang digenggam, akan “melorot” bila saatnya tiba. Kekayaan yang melimpah, juga akan “terkuras” kalau rentang waktunya sudah habis. Nyawa sekalipun segera pupus manakala “masa pakainya habis”.
Kematian tidak perlu diminta. Akan datang sendiri, tidak perlu mendaftar atau mencalonkan diri. Data setiap mahluk sudah tercatat. Nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, bangsa, agama, maupun latar belakang aktivitas selama hidup. Termasuk hal-hal paling kecil, maupun niat yang masih tersembunyi di dalam hati. Semua terdata utuuh dan lengkap. Lebih lengkap daripada data Badan Pusat Statistik.
Spilka et al (1977) berpendapat ada delapan persepsi manusia tentang kematian, yaitu:
1)      Kematian sebagai penderitaan dan kesendirian. Dalam hal ini kematian dipandang sebagai penderitaan karena terkait dengan hilangnya kemampuan dan kesadaran serta bentuk isolasi dari kehidupan.
2)      Kematian sebagai salah satu tahap perjalanan hidup menuju akhirat di mana manusia akan mendapatkan ganjaran sesuai perbuatannya. Kematian merupakan pintu menuju tempat pembalasan, justifikasi dan keabadian.
3)      Kematian sebagai peristiwa alamiah yang terjadi pada semua mahluk hidup. Kematian adalah sesuatu yang terjadi tanpa ada konsekuensi atau akibat dan peristiwa tidak penting yang terjadi pada setiap mahluk yang ada di dunia.
4)      Kematian sebagai sesuatu yang gaib. Akhir kehidupan adalah sesuatu yang misterius, tidak dapat dimengerti oleh pikiran manusia, dan sesuatu yang ambigu.
5)      Kematian sebagai satu kesalahan karena meninggalkan orang-orang yang harus ditanggunng.
6)      Kematian sebagai keberanian. Kematian merupakan suatu kesempatan untuk menunjukkan karakter dan kekuatan, realisasi final nilai tertinggi yang dianut seseorang.
7)      Kematian sebagai kegagalan. Kematian merupakan kegagalan dan kekalahan individu, puncak frustasi dan ketidakberdayaan.
8)      Kematian sebagai perjalanan akhir sebagai mahluk. Kematian hanyalah kesimpulan alamiah dari kehidupan, titik terminal tanpa ada apa-apa di belakangnya.
Penelitian tentang sikap terhadap kematian dan kecemasan akan kematian telah dilaksanakan oleh para ahli social di seluruh dunia. Ada lebih dari seribu kajian yang telah dipublikasikan dalam bidang ini, dan ada empat tema besar yang muncul dari temuan-temuan penelitian (www.personallegacy.net):
1)      Sebagaian besar orang memikirkan tentang kematian dan menceritakan ketakutan tertentu tentang kematian kepada orang lain, tetapi hanya sedikit yang memperlihatkan keasyikan dengan kematian atau kenyamanan akan kematian.
2)      Kaum perempuan secara konsisten mengungkapkan rasa takut yang lebih besar kepada kematian dibandingkan kaum pria, tetapi, perbedaan dalam tingkatan ketakutan secara tipikal dapat dikatakan masih ringan atau pada taraf sedang pada semua penelitian yang pernah dilakukan.
3)      Ketakutan akan kematian tidak akan meningkat seiring peningkatan usia pada sebagian besar orang. Artinya, hamper sebagian besar orang yang dalam proses peningkatan usia, menyadari bahwa kematian sebagai tahap yang tidak dapat dihindari oleh siapapun.
4)      Jika seseorang ditanya, apa yang terpikir jika kematian menimpanya, maka jawabannya lebih banyak menyangkut kekhawatiran akan penderitaan, ketidakberdayaan, ketergantungan dan kesejahteraan keluarga yang ditinggalkan dibandingkan dengan kondisi sekarat dan kematian yang akan menimpanya.
2.2. Kematian Dalam Berbagai Pandangan Agama
a. Dalam Pandangan Islam
Al-qur’an dan hadis-hadis Nabi menggunakan beberapa istilah untuk menyebutkan kematian, diantaranya maut, ajal dan wafat. Misalnya dalam suatu hadis disebutkan bahwa “Jika anak Adam meninggal dunia maka semua amalnya terputus kecuali dari tiga hal, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendo’akan kedua orang tuanya.” Kata meninggal dalam hadist ini adalah terjemahan dari kata “maut” yang berkonotasi terpisahnya ruh dari jasad. Oleh karena itu, mayit yang berarti orang yang meninggal dunia, sesungguhnya mengandung makna jasad tanpa ruh atau jasad yang telah ditinggalkan ruhnya menuju alam ruhani atau alam amar menurut istilah Imam Ghozali.
Sedangkan ajal berarti batas kehidupan yang dimiliki setiap orang yang bernyawa. Jika batas kehidupan seseorang telah sampai maka tidak ada satupun yang dapat menawar-nawar penundaan kematian atau meminta pencepatan kematian karena setiap orang sudah memiliki batas kehidupan masing-masing. Wafat secara bahasa berarti sempurna. Dengan demikian orang yang wafat adalah orang yang telah menyempurnakan tugas-tugas kehidupannya di akhirat menurut ketentuan Allah SWT.
Dalam pandangan islam, kematian merupakan suatu misteri dan rahasia Tuhan, tidak ada satupun manusia yang tahu kapan dia akan meninggalkan dunia yang fana ini, kecuali tanda-tanda tertentu yang bisa jadi tepat tetapi bisa juga salah.
b. Dalam Pandangan Budha
Sang Budha bersabda “Kehidupan tidak pasti, namun kematian itu pasti”. Kematian pasti akan datang dan merupakan suatu hal yang wajar, serta harus dihadapi oleh setiap makhluk. Definisi kematian menurut agama Budha tidak hanya sekedar ditentukan oleh unsur-unsur jasmaniah, entah itu paru-paru, jantung ataupun otak. Ketakberfungsian ketiga organ itu hanya merupakan gejala ‘akibat’ atau ‘pertanda’ yang tampak dari kematian, bukan kematian itu sendiri. Faktor terpenting yang menentukan kematian ialah unsur-unsur batiniah suatu makhluk hidup. Walaupun organ-organ tertentu masih berfungsi sebagaimana layaknya secara alamiah ataupun melalui bantuan peralatan medis. Seseorang dapat dikatakan mati apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya. Begitu muncul sesaat, kesadaran ajal akan langsung padam. Pada unsur jasmaniah, kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup.
Kematian menurut definisi yang terdapat dalam kitab suci agama Budha adalah hancurnya Khanda. Khanda adalah lima kelompok yang terdiri dari pencerapan, perasaan, bentuk-bentuk pikiran, kesadaran dan tubuh jasmani manusia atau materi. Keempat kelompok pertama merupakan kelompok batin atau ‘nama’ yang membentuk suatu kesatuan kesadaran. Sedangkan kelompok kelima yaitu jasmani manusia atau materi merupakan ‘rupa’, yakni kelompok fisik atau materi. Gabungan batin dan jasmani inilah yang disebut individu, pribadi atau ego.
Peranan kematian adalah untuk menyadarkan setiap manusia akan akhir kehidupannya, bahwa betapa tinggi pun tempatnya, apapun bantuan teknologi atau ilmu kedokteran yang dimilikinya, pada akhirnya tetap harus mengalami hal yang sama yaitu di dalam kubur atau menjadi segenggam debu. Tetapi ini bukanlah akhir dari kehidupan dan kematian, karena proses kelahiran dan kematian akan terus berlangsung hingga kita mencapai kesempurnaan batin. Kematian itu selalu diikuti oleh peleburan dalam kematian itu, atau jika orang dapat melakukan tumimbal lahir ke dalam kehidupan (alam) yang ia ingini, maka tidak ada orang takut kepada kematian.
c. Dalam Pandangan Hindu
Agama Hindu percaya bahawa penjelmaan dan kematian adalah sebagai pandangan jiwa beralih daripada satu badan ke satu laluan untuk mencapai Nirwana, yaitu syurga. Kematian adalah satu peristiwa yang menyedihkan. Manakala sami-sami Hindu menekankan pengebumian adalah satu penghormatan dan tanda peringatan kepada si mati. Masyarakat Hindu membakar mayat mereka, percaya bahawa pembakaran satu mayat menandakan pembebasan semangat dan api adalah mewakili shiva, yaitu dewa pemusnah. Ahli-ahli keluarga akan berdoa di sekeliling badan secepat mungkin selepas kematian. 
 Selepas pembakaran mayat, keluarga akan dihidangkan dan bersembahyang dalam rumah mereka. Orang yang berkabung akan mandi dengan sepenuhnya sebelum memasuki rumah selepas pengebumian. Seorang sami akan melawat dan melakukan upacara sembayang untuk si mati pada hari ke 16 sebagai tujuan mententeramkan si mati. 'Shradh' adalah upacara sembahayang setahun selepas kematian orang. Ini diadakan setahun sekali bagi memperingati mereka. Sami juga berpesan kepada ahli keluarga bahwa pemberian makanan kepada masyarakat miskin adalah satu tanda ingatan kepada si mati.
Menurut agama Hindu, kematian itu merupakan saat yang sangat penting, bahkan saat menentukan arti kehidupan seseorang. Dianjurkan agar orang segera mengingat Tuhan Yang Maha Esa pada saat meninggal. Hanya dengan membiasakan kesadaran ingat Tuhan pada saat meninggal akan terjadi, dan ia akan mampu mengantarkan kita ke tempat yang indah dalam spiritual. Sesungguhnya kematian dan kehidupan secara fundamental bukanlah pengalaman-pengalaman yang tersendiri, yang terisolasi dari yang lain 
d. Dalam Pandangan Kristen
Kematian ialah perpisahan antara tubuh dan roh. Jiwa atau kesadaran tubuh yang tidak memiliki roh. Tubuh bersifat sementara atau fana, sedangkan jiwa atau roh kekal. Karena itu, kematian bukan merupakan akhir dari kisah kehidupan manusia. Ketika manusia mati, tubuh insanilah yang berakhir atau lenyap, sedangkan jiwa atau roh manusia tetap hidup. Tidak dapat dikatakan bahwa dengan kematian segalanya hilang tidak berbekas. Sebab pandangan itu memaksa kita juga beranggapan bahwa segala bagian kemanusiaan, entah bagian jasmaniah, entah bagian psikologi atau segala perbuatan dan hasil usaha manusia itu hanya akan menuju kehancuran belaka.
Katolik Roma, percaya bahwa setelah kematian, jiwa orang yang meninggal berada di tempat penantian, dan jiwa itu dibersihkan sebelum masuk ke dalam sorga. Protestan, mempercayai bahwa seseorang Kristen akan mati dan jiwanya langsung pergi bertemu Allah di sorga. Jiwa itu menantikan saat dibangkitkan dan kerajaan Kristus akan didirikan di dunia.
e. pandangan lainnya

di Mesir kuno, dilakukan pembalseman mayat, yang dikenal dengan mummi. Bangsa mesir kuno percaya bahwa mayat utuh merupakan kediaman bagi roh dalam kehidupan sesudah mati (Ensiklopedi Indonesia, 1983;2310). 
 
Blogger Templates