Hari ini tetaplah spesial dari hari kemarin dan seterusnya, karena selalu mendapatkan keridhoanmu, mama..
Percuma hidup, jika tidak mendapatkan keridhoanmu...
Kasih sayangmu, mama yang begitu tulus tanpa diungkapkan aku juga merasakannya..
Layaknya angin yang berhembus, begitulah kasih sayangmu mama, selalu ada..
Ya, aku merasakannya, mama.....
Dan tak kuasa rasanya ketika menetes air matamu, meski bukan menangisiku..
Seandaikan saja aku bisa berada terus disampingmu, mama... Aku akan menjagamu, membalas sedikit demi sedikit semua kasih sayangmu, walau itu tidak mungkin...
Mama adalah segalanya bagiku, sebagai teman, sebagai figur yang kuat dan tangguh, sebagai peri yang selalu sayang dan mengawasi anaknya, sebagai jalan menuju-Nya dengan mudah..
Mama, meski semenjak SMP aku sekolah jauh darimu, tetapi pancaran kasih sayangmu, perhatianmu, semua ketulusanmu bisa dirasakan olehku...
Andaikan aku bisa memelukmu sekarang mama,.
Ingin ku bersujud di kakimu, ingin kupeluk tubuhmu yang tidak sekuat dulu, ingin kucium pipimu dan kubisikkan di telingamu kata-kata maaf atas kesalahanku dan kata terima kasih karena selalu kau menyayangiku, mama...
Ketika kuberkata "Do'akan aku mama, aku mau uas, aku mau ini, mau itu..." dengan lembut, mama menjawab "Iya, Tiap hari mama do'akan anak-anak mama".
Begitulah mama, yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya...
Meski aku masih berkegantungan sama mama, tetapi aku akan memberikan yang terbaik semampu yang kubisa untuk membahagiakan mama.
Pernah suatu ketika kubelikan baju, dompet, jilbab sebagai oleh-oleh mama, papa dan adik. Namun apa jawaban mama? "Mama tidak perlu ini, cukup melihat kamu sukses dan berprestasi saja itu kebahagiaan mama". Langsung tak kuat mendengarkannya, ternyata mama adalah seorang yang ingin selalu membahagiakan orang yang dicintainya. Dan pernah kuingat kata-kata ketika pergi ke Mall untuk berbelanja baju, kutanyakan mama untuk membeli sebuah baju atau jilbab atau gamis. Tetapi lagi-lagi aku diberi pelajaran oleh mama "Mama tidak perlu baju, buat mama membelikan baju untuk anak-anak dan bahagia itu udah membahagiakan mama, yang penting anak mama senang".
Inilah sesosok mamaku, mama yang benar-benar tulus mencintaiku, adikku dan papaku...
Usaha yang mama bangun selama ini juga tidak sia-sia, karena mama selalu mengedepankan kepentingan anak-anaknya..
Sebagai ganti ketidakhadiranku selama bertahun-tahun karena menuntut ilmu, aku berusaha untuk mengingatkan mama untuk makan, istirahat, dan sholat...
Dan, tidak lupa pula sebelum ujian atau apapun, aku berusaha untuk meminta keridhoan mama agar dipermudah selama prosesnya.
I LOVE YOU, MAMA...
YOU'RE MY EVERYTHING...
SELAMAT HARI IBU....
Sabtu, 22 Desember 2012
Rabu, 05 September 2012
Macam-Macam Teori Motivasi
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati
seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa
dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan
menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses
untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia
telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic.
Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri
yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan
melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status
ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan
motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat
di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi
seperti status ataupun kompensasi.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para
ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya
manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat
pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori
penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.
A. TEORI MOTIVASI
ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah.
• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa
memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan
(berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan
kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,
keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan
diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan
mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi
kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni
minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi
dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam
masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan,
perlindungan, dan rasa aman.
B. TEORI MOTIVASI
HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang
mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan
faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk
keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia,
imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan
faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang
termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan,
dsb (faktor intrinsik).
C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X
(negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang
manajer
a.
karyawan secara inheren
tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b.
karyawan tidak menyukai
kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c.
Karyawan akan menghindari
tanggung jawab.
d.
Kebanyakan karyawan menaruh
keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada
empat teori Y :
- karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
- Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
- Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
- Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
D. TEORI MOTIVASI VROOM
(1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of
motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia
yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat
dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang
ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika
berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan
outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
E. Achievement
TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),
yang dikemukakan oleh Mc
Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan
manusia, yaitu:
• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama
dengan soscialneed-nya Maslow)
• Need for Power (dorongan untuk mengatur)
F. Clayton Alderfer ERG
Clayton
Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan
manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan
(growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder
mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat
dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan
kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
Jumat, 10 Agustus 2012
Konsep Dasar Kepribadian Manusia Menurut Freudian
Pandangan
freudian tentang sifat manusia adalah pesimistik, deterministik, mekanistik,
dan reduksionistik. Manusia dideterminasi oleh kekuatan rasional, motivasi tak
sadar, dorongan biologis dan naluriah karena peristiwa psikoseksual yang
terjadi pada lima
tahun pertama kehidupan. Menurut pandangan freudian ortodoks, dinamika
kepribadian terdiri dari cara energi dibagikan kepada id, ego, dan superego.
Karena energi psikis terbatas, maka suatu sistem menguasai energi tersedia dan
mengorbankan yang lain. Freud juga menekankan peran naluri – naluri, yang
bersifat bawaan dan biologis.
Ada
tiga macam kecemasan : kecemasan realistis, kecemasan neorotik, dan kecemasan
moral.
Freud
menekankan naluri-naluri seksual dan impuls-impuls agresif.ia melihat tingkah
laku sebagai determinasi oleh hasrat memperoleh kesenangan dan menghindari
kesakitan.
Manusia
memiliki naluri-naluri kehidupan maupun naluri-naluri kematian. Menurut Freud segenap kehidupan adalah kematian,
kehidupan tidak lain adalah jalan melingkar kearah kematian.
Sumbangan dari
teori psikoanalitik tentang pandangan manusia :
- Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami dan pemahaman tentang sifat manusia pada peredaran penderitaan manusia.
- Tingkah laku sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar.
- Perkembangan masa dini kanak-kanak berpengaruh kuat terhadap kepribadian masa dewasa.
- Teori psikoanalitik menyediakan kerangka kerja untuk memahami cara yang digunakan individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme untuk menghindari kecemasan.
- Pendekatan psikoanalitik memberikan cara mencari keterangan dari ketaksadaran melalui analisis atas mimpi, resistensi, dan transferensi.
Konsep
– konsep utama struktur kepribadian
Menurut teori psikoanalitik, struktur
kepribadian terdiri dari tiga sistem, suatu kesatuan yang saling berhubungan.
- Id
Id adalah komponen biologis, bersifat tak sadar,
tak logis, amoral, dan didorong oleh satu kepentingan, memuaskan kebutuhan
naluriah sesuai asas kesenangan. Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil,
kepribadian tiap orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan.
- Ego
Ego adalah komponen psikologis dan memiliki
kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Ego mengendalikan kesadaran,
berlaku realitas, dan berpikir logis serta merumuskan rencana tindakan bagi
pemuasan kebutuhan. Ego adalah tempat bersemayam intelegensi dan rasionalitas
yang mengawasi dan mengendalikan id.
- Superego
Superego adalah cabang moral dan hukum dari
kepribadian yang membedakan apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau
salah. Superego merepresentasikan hal yang ideal dan mendorong kepada
kesempurnaan. Superego berkaitan dengan imbalan – imbalan, contohnya perasaan
bangga dan mencintai diri, dan hukuman – hukuman, contohnya perasaan berdosa
dan rendah diri.
Kesadaran
dan Ketaksadaran
Konsep tentang
kesadaran dan ketaksadaran merupakan kunci-kunci untuk memahami tingkah laku
dan masalah-masalah kepribadian.
Ketaksadaran
tak bisa dipelajari secara langsung hanya dapat dipelajari dari tingkah laku.
Pembuktian
kelinis guna membuktikan konsep ketaksadaran mencakup :
- Mimpi-mimpi yang merupakan reprentasi-reprentasi simbolik dari kebutuhan-kebutuhan, hasrat-hasrat, dan konflik diluar tak sadar.
- Salah ucap atau lupa, misalnya terhadap nama yang dikenal
- Sugesti-sugesti pascahipnotik
- Bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik asosiasi bebas
- Bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik proyektif
Bagi Freud
kesadaran merupakan bagian terkecil dari keseluruhan jiwa.seperti gunung es
yang mengapung yang bagian terbesarnya barada di bawah permukaan air. Ketaksadaran
itu menyimpan pengalaman-pengalaman, ingatan-ingatan, dan bahan-bahan yang
direpresi. Kebutuhan-kebutuhan
dan motivasi-motivasi yang tak bisa dicapai, yakni terletak di luar kesadaran
juga berada di luar daerah kendali.
Oleh karena itu
sasaran terapi psikoanalitik adalah membuat motif-mtif tak sadar menjadi
disadari. Proses-proses
tak sadar adalah akar segenap gejala dan tingkah laku neurotik. Dari perspektif ini “penyembuhan” adalah upaya
menyingkap makna gejala-gejala, sebab-sebab tingkah laku, dan bahan-bahan yang
direpresi yang merintangi fungsi psikologis yang sehat.
Kecemasan
Pandangan
psikianalitik tentang sifat manusia adalah memahami konsep kecemasan. Kecemasan
adalah suatu keadaan tentang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu. Fungsinya
adalah memperingatkan adanya bahaya ancaman yakni sinyal bagi ego yang akan
terus meningkat jika tindakan-tindakan yang layak untuk mengatasi ancaman
bahaya itu tidak diambil.
Apabila tak
bisa mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan langsung, maka
ego akan menandalkan cara-cara yang tidak realistis, yakni tingkah laku yang
berorientasi pada pertahanan ego.
Kecemasan
realistis adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia external dan taraf
kecemasanya sesuai dengan derajat ancaman yang ada.
Kecemasan
neoritik adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang
menyebabkan seseorang melakukan sesuatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman
bagi hati nurani sendiri.
Orang yang hati nuraninya berkembang baik
cenderung merasa berdosa apabila dia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan
kode moral yang dimilikinya.
Bentuk
– bentuk mekanisme pertahanan ego:
- Penyangkalan:
Pertahanan
melawan kecemasan dengan “menutup mata” terhadap keberadaan kenyataan yang
mengancam. Individu menolak sejumlah aspek kenyataan yang membangkitkan
kecemasan. Kecemasan atas
orang yang dicintai, misalnya sering dimanifestasikan oleh penyangkalan
terhadap fakta kematian.
- Proyeksi:
Mengalamatkan
sifat – sifat tertentu yang tidak bias diterima oleh ego kepada orang lain.
Misalnya ia mengutuk orang yang berbuat jahat dan menyangkal bahwa ia mempunyai
sifat jahai itu.
- Fiksasi:
Menjadi
“terpaku” pada tahap – tahap pengembangan yang lebih awal karena
menggambil langkah ke tahap selanjutnya bias menimbulkan kecemasan.
- Regresi:
Melangkah
mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutanya tidak terlalu
besar.
- Rasionalisasi:
Menciptakan
alas an – alas an yang “baik” guna menghindarkan ego dari cedera. Memalsukan
diri sehinga menyatakaan yang mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan.
Misal : orang yang ditingal pacarnya.
- Sublimasi:
Menggunakan
jalan keluar yang lebih tinggi atau secara sosial lebih dapat diterima bagi
dorongan – doronganya. Contohnya dorongan agresife yang ada pada seseorang bias
disalurkan dalam aktifitas olah raga.
- Displacement:
Mengarahkan
energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang yang
sesungguhnya tidak bisa dijangkau. Misalnya seorang anak ingin menendang
orang tuanya kemudian menendang adiknya atau kucing.
- Represi:
Melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bias
membangkitkan kecemasan ; mendorong kenyataan yang tidak bias diterima kepada
ketak sadaran, atau menjadi tak menyadari hal – hal yang menyakitkan.
Rabu, 04 Juli 2012
Makna Shalat Wajib bagi Kesehatan Mental.
Dalam pandangan ahli jiwa, ampunan terhadap dosa dan
kesalahan, merupakan obat bagi gangguan kejiwaan, karna salah satu penyebab
dari gangguan kejiwaan adalah merasa bersalah atau berdosa. Orang akan merasa
gelisah dan goncang jiwanya apabila ia merasa bersalah atau berdosa kepada
Tuhan. Dalam pengalaman merawat orang-orang menderita gangguan kejiwaan,
ternyata banyak orang yang terserang kegoncangan kejiwaan merasa dirinya
berdosa.
Dalam melaksanakan shalat sebagai
obat atau pengobatan kejiwaan, tentu saja shalat tersebut harus didasarkan atas
iman dan keyakinan akan kebenaran sifat-sifat Allah, terutama sifat yang sangat
diperlukan oleh seorang yang mengharap serta mencari tempat mengeluh, mengadu
dan mengungkapkan perasaan. Artinya shalat dapat menjadi obat dan penyembuh
penyakit kejiwaan, bagi orang yang beragama.
1.
Shalat Subuh.
Shalat Subuh yang waktunya antara terbit
fajar sadiq dan terbit matahari, memberi arti bahwa orang yang akan shalat
Subuh harus bangun pagi, kira-kira jam 4.30, atau sebelumnya. Udara Subuh yang
segar, sejuk, nyaman, dan bersih itu, akan terhirup olehnya. Udara segar yang
bersih itu sangat diperlukan untuk kesehatan tubuh, terutama paru-paru, dan
para ahli kesehatan menyatakan bahwa banyak zat yang amat baik bagi kesehatan
tubuh terdapat pada waktu Subuh itu. Pada waktu Subuh batin orang yang bangun
tidur itu masih lega, belum menghadapi persoalan, belum ada yang dikeluhkan.
Makanya dalam memasuki hari itu setiap orang ingin merasa terjamin ketentraman
dan keamanan hidupnya sepanjang hari nanti. Untuk itulah ia perlu memohon
kepada Yang Maha Kuasa, agar ia selamat dan tidak terganggu dalam menjalani
tugas hidupnya sekeluarga.
2.
Shalat Zuhur.
Menurut perhitungan kejiwaan, apabila
perasaan tidak tenang, dan pikiran penuh dengan berbagai masalah yang tidak
terselesaikan, maka daya pikir akan menurun bahkan mungkin tidak bekerja.
Inilah mengapa shalat Zuhur itu wajib dan tidak boleh ditunda sampai terlewat
waktunya. Seorang yang telah lelah bekerja dan menghadapi berbagai hal yang
mengganggu sejak pagi, akan merasa agak segar apabila bersuci, berkumur-kumur
atau sikat gigi, membersihkan hidung, membasuh muka, membasuh tangan sampai ke
siku, membersihkan telinga, mengusap rambut, mencuci kaki. Semua kegiatan
berwudhuk dan persiapannya, memberi dampak positif bagi kesehatan dan kesebaran
tubuhnya. Sedangkan pelaksanaan shalat wajib, seperti telah diuraikan
terdahulu, akan melegakan. Berdo’alah agar hati kembali tentram dan lega.
3.
Shalat Ashar.
Setelah shalat Zuhur dilaksanakan, maka
orang kembali melaksanakan tugas dengan hati lega, karena telah selesai
menunaikan kewajiban ibadah shalat dan mengungkapkan kepada Allah persoalan dan
hal-hal yang tidak menyenangkan, serta bersyukur atas keberhasilan dalam
menyelesaikan sebagian tugasnya. Manusia diwajibkan kembali shalat dan
menghadap kepada Allah untuk memohon ampun, berdo’a dan mengadukan serta tidak menyenangkan.
4.
Shalat Maghrib.
Allah
memberi kesempatan bahkan mewajibkan kepada manusia untuk menghadap kepadaNya
guna menunaikan kewajiban pembersihan diri dari berbagai masalah yang menyesak
dada, serta memohon ampun atas segala kekhilafan dan kesalahan dalam perjalanan
hidup sehari tadi, dan selanjutnya bersyukur kepada Allah atas segala
keberhasilan yang dicapainya, serta memohon ridha dan karunianya.
5.
Shalat Isya.
Agar tidur nyenyak, mohonlah
perlindungan kepada Allah, agar dijagaNya selama tidur. Buatlah perhitungan,
terhadap pekerjaan sehari tadi, mulai dari bangun tidur sampai kepada malam
menjelang tidur kembali.
Kalaulah setiap orang Islam taat melaksanakan shalat
wajib yang lima waktu sehari semalam, dengan khusuk dan cukup syarat dan
rukunnya, insyaAllah akan terhindar dari gangguan penyakit kejiwaan serta jauh
dari stress dan kegoncangan kejiwaan.
Definisi
Shalat.
Secara
etimologi, shlat artinya doa. Menurut terminology, shalat adalah beribadah
kepada Allah dengan ucapan dan perbuatan yang sudah dikenal, dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, disertai niat, dengan syarat-syarat khusus.
Rukun-rukun
Shalat.
1.
Berdiri dalam Shalat
Fardhu bagi yang mampu.
2.
Takbiratul Ihram.
3.
Membaca Al-Fatihah di
Setiap Rakaat.
4&5. Ruku’ Dibarengi dengan Thuma’ninah.
6&7. I’tidal yang Disertai Dengan Thuma’ninah.
8&9. Sujud yang Disertai dengan Thuma’ninah.
10&11. Duduk di Antara Dua Sujud yang Disertai
Thuma’ninah.
12&13. Duduk dan membaca Tasyahhud Akhir.
14.
Mengucapkan Salam
Minggu, 03 Juni 2012
Proses Konseling Anak (Terapi Bermain)
Salah satu metode yang sangat efektif yang sering
dipakai di dalam konseling anak adalah terapi bermain (Play Therapy).
Setidaknya ada lima alasan mengapa konselor anak menggunakan terapi bermain
dalam menolong anak-anak. Pertama:
pemecah es hubungan konselor – anak. Kedua: Menolong usaha konselor lebih
memahami anak yang ditangani. Ketiga: Menolong anak menyatakan secara nonverbal
sesuatu yang sulit diungkapkan anak. Keempat: Menolong anak bertumbuh dan sadar
akan masalah yang dihadapi sehingga dapat menemukan jalan keluar. Kelima: Usaha
melatih anak melakukan suatu ketrampilan yang dahulu tidak dapat dilakukannya.
Penggunaan terapi bermain sudah sangat terbukti sangat efektif dalam pemberian
pertolongan pastoral kepada anak-anak.
Proses Konseling Anak
Hampir semua anak yang datang ke ruang konseling
dibawa oleh orang lain, baik itu orang tua, atau pihak-pihak lain yang
bertanggung jawab terhadap kehidupan anak. Oleh sebab itu, anak-anak yang
datang ke ruang konseling seringkali tidak siap, atau bahkan enggan
menceritakan masalah yang sedang dihadapinya saat itu. Oleh sebab itu, konselor
harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatu, khususnya kesiapan hati untuk
menjalin hubungan (relationship) dengan anak yang datang kepadanya.
Langkah Persiapan
Ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh
konselor sebelum sesi pertama konseling berlangsung.
Pertama:
Konselor perlu mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai anak,
kondisinya, keadaan keluarga, nilai-nilai hidupnya, pergaulannya, dan
sebagainya dari orang-orang yang hidup di sekitar anak itu, misalnya: keluarga,
pengasuh, dan sebagainya.
Semakin banyak informasi yang diperoleh anak semakin membantu keefektifan
konseling dan dalam penetapan goal / tujuan konseling berikutnya.
Kedua:
Konselor perlu menegaskan kontrak dengan orang tua. Orang tua harus menyadari
dan terlibat di dalam seluruh proses konseling, khususnya dalam rangka menolong
anak di rumah.
Ketiga:
Konselor perlu memilih media konseling yang tepat sesuai dengan kebutuhan,
karakter, dan kesukaan anak.
Hal ini akan sangat mempengaruhi kesiapan anak untuk menceritakan masalah dan
dibantu dalam rangka menghadapi dan menyelesaikan masalah.
Langkah konseling
Fase
pertama: Client Centered Psychotherapy. Langkah awal disebut sebagai
joining, yaitu konselor mulai menjalin hubungan yang akrab dan dengan dekat dengan
anak. Dalam Tujuan utama joining adalah untuk membangun rasa aman sehingga
pelan-pelan anak mulai membuka dirinya dan masalah yang dihadapi. Keberhasilan
joining dimulai dari pertemuan pertama. Semakin baik kesan anak terhadap
konselor diawal konseling akan mempengaruhi seluruh proses konseling
berikutnya. Dalam pertemuan awal ini, mungkin akan banyak kejutan, hal yang
mengagetkan kita. Namun yang paling penting adalah stick to the focus of
counseling. Dalam proses joining, konselor dapat menggunakan media yang dapat
membantu anak untuk membuka dirinya. Media yang paling sering dipakai untuk
proses joining adalah miniatur binatang (akan dijelaskan pada poin di
bawah). Konselor perlu melakukan banyak observasi terhadap segala sesuatu yang
dilakukan, dikatakan, dipikirkan, anak. Konselor juga perlu mendengar dengan
penuh perhatian terhadap anak. Dalam berbicara dengan anak, konselor harus
menghindarkan kesan menginterview anak dengan memberondongnya dengan banyak
pertanyaan. Ketika berbicara dengan anak, konselor sebaiknya menggunakan
statement (kalimat berita) yang berisi affirmasi dan beri feedback untuk setiap
hal yang dibicarakan anak. Ketika konselor ingin bertanya, hindari pengunaan
kata tanya ”mengapa”. Gunakan pertanyaan terbuka (open question), yang
mengijinkan anak bercerita lebih banyak. Konselor perlu bertanya beberapa kali
untuk satu hal yang diceritakan anak, agar anak dapat bercerita lebih banyak
lagi pokok pembicaraannya. Ijinkan anak berbicara apa yang ingin dia bicarakan.
Konselor harus berhati-hati terhadap fokus kepada agenda pribadi konselor.
Setelah anak berbicara dengan terbuka dan konselor mulai menangkap problem
utama yang sedang dihadapi, konselor perlu menetapkan goal / tujuan spesifik
dari proses konseling. Hal ini akan membuat konselor lebih efektif menolong
anak.
Fase kedua:
Gestalt Therapy.
Setelah anak menceritakan masalah yang dihadapi dalam fase pertama, konselor
perlu menolong anak untuk masuk ke dalam emosinya berkaitan dengan masalah
yang sedang dihadapi. Kita perlu menolong anak untuk release the
emotion, tentang kesedihannya, kemarahannya, perasaan ditolaknya, dan
mengijinkannya untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya mungkin tidak
dilakukannya; misalnya berteriak dengan suara keras, meremas-remas
sesuatu (media yang disediakan). Media
yang paling sering digunakan dalam fase ini adalah sand tray atau clay.
Media ini menolong anak untuk dapat mengeluarkan emosi-emosi negatif yang
mungkin selama ini tersembunyi namun terus dirasakan anak. Setelah proses
pelepasan emosi, anak mungkin akan mengalami kelegaan dan cenderung lebih
positif. Setelah anak masuk ke dalam keadaan itu, konselor dapat melanjutkan
konseling ke fase berikutnya.
Fase
ketiga: Narative therapy.
Dalam fase ini, konselor menolong anak melakukan rekonstruksi mengenai apa yang sedang
terjadi dalam hidupnya. Dalam fase ini, konselor menolong anak untuk
melihat masalah yang dihadapi dengan cara yang berbeda (dari sudut yang berbeda
dan lebih positif). Penekanan semua pendekatan adalah strength based. Dalam
fase ini, Pertama: konselor menolong anak dengan melakukan rekonstruksi
cerita, dan membuat cerita baru (dari hal yang sama namun dengan sudut pandang
yang lebih positif) dari kisah yang sudah diceritakan anak. Kedua:Konselor
menolong anak melakukan proses eksternalisasi, yaitu menolong anak menaruh
masalah di luar dirinya, dan melihatnya dengan perspektif yang berbeda. Ketiga:
Pola lain yang sering dilakukan adalah pengecualian (exception), yaitu ketika
anak berulang-ulang menggunakan kata-kata tertentu, misalanya: selalu, tidak
pernah, tiap kali, dan sebagainya. Pengecualian membuat anak melihat, bahwa di
dalam hal yang negatif, tetap ada hal yang positif. Keempat: Konselor
menggunakan scalling Question,untuk mengukur tingkat masalah yang dihadapi
(dipikirkan atau dirasakan) anak. Kelima: Konselor dapat menggunakan Miracle
Question, mengenai kemungkinan keadaan anak bila masalah yang dihadapinya
hilang atau tidak ada lagi. Semua pendekatan ini akan sangat menolong anak
untuk melihat sesuatu dengan lebih positif dan mengandung harapan untuk
berubah. Persepsi yang berubah akan menolong anak untuk mengubah tingkah
lakunya berkaitan dengan hal itu. Media
yang paling sering digunakan dalam fase ini adalah penggunaan Sand tray dan
clay / malam / tanah liat, yang juga sangat menolong anak untuk deal dengan
perasaan dan pola berpikirnya,
Fase
keempat: Cognitive Behaviour Therapy. Setelah menemukan masalah utama, deal dengan
perasaannya kepada hal itu, dan melihat masalah itu secara berbeda dan positif,
sekarang konselor perlu menolong anak
untuk memutuskan orang seperti apa yang diinginkan oleh anak. Seringkali
anak yang mengalami masalah mengganggap bahwa dialah yang menyebabkan masalah
terjadi. Hal ini tentu sangat merusak cara dia berpikir mengenai dirinya
sendiri. Banyak keyakinan yang salah mengenai diri yang dibangun dari rasa
bersalah ini. Oleh sebab itu, konselor perlu menolong mengubah unhelpful belief
(destructive beliefs) mengenai dirinya sendiri. Metode yang sering digunakan dalam fase ini adalah menggambar fruit
tree.. Dalam hal ini, anak disadarkan bahwa ada banyak pilihan yang harus
diputuskannya, khususnya mengenai dirinya sendiri, khususnya untuk keinginannya
dan harapannya menjadi seseorang yang diinginkannya untuk hidup secara sehat
dan benar. Pilihannya akan sangat mempengaruhi akan jadi seperti apa dirinya
setelah konseling selesai
Fase
kelima: Behaviour Therapy.
Dalam fase ini, konselong menolong anak
berlatih ketrampilan baru yang dibutuhkannya untuk menjadi seorang seperti yang
dipilihnya dalam fase kelima. Metode yang dapat menolong anak untuk belajar
tingkah laku yang baru adalah comic strip atau worksheet. Tentu seorang
anak sangat tidak mudah untuk langsung mempunyai tingkah laku baru yang
diharapkan. Dia harus dilatih terlebih dahulu. Oleh sebab itu, konselor perlu
menolong anak untuk belajar tingkah laku baru. Ruang konseling dapat digunakan
sebagai ruang latihan, dan anak diminta untuk mempraktekkan langsung tingkah
laku baru yang ingin dilakukannya kemudian. Untuk beberapa masalah yang
dihadapi anak, misalnya kemarahan, anak ditolong untuk melakukan tindakan
visualisasi langsung, dengan metode eksternalisasi (lihat fase 3) untuk
mengatasi kemarahan
Fase keenam
: Terminasi.
Setelah melihat, review dan memperbincangkan dengan anak dan orang tua, dan
melihat kemajuan konseling yang sudah terjadi, konseling dapat diselesaikan dan
doa kita perlu terus menyertai anak-anak itu, agar hanya tangan KUAT Tuhan yang
selalu menjaga dan menguatkan mereka dalam semua pergumulan hidup yang akan
dihadapi mereka di depan.
Ingat: peran orang tua dalam semua fase konseling
anak sangatlah penting dan menentukan. Informasikan apa saja yang dibutuhkan
orang tua untuk menolong anak dengan cara dan pola seperti yang kita harapkan
terjadi di rumah. Komunikasi dengan orang tua memegang peranan yang sangat
besar dalam hal ini.
Dua Masalah
Yang Paling Sering Muncul Dalam Konseling:
Resistensi
Seringkali anak menolak untuk bekerja sama atau
terbuka kepada konselor. Pada umumnya, mereka bukanlah menolak konselor. Mereka
seringkali merasa tidak sanggup menghadapi kesedihan, sakit, luka, dan
kemarahan mereka, sehingga mereka sering memilih untuk menghindar atau malah
menjauhi konselor yang akan membantu mereka. Hal itu mereka lakukan untuk
melindungi diri dan menghindari keadaan atau perasaan yang tidak nyaman.
Seringkali beberapa tanda juga menyertai resistensi mereka, antara lain: Pertama:
Regresi (kemunduran kemampuan). Kedua: Denial (menyangkali keadaan). Ketiga:
Avoidance (menolak dan menghindari pembicaraan). Keempat: Repression (menekan /
menyembunyikan) perasaan. Kelima: Projection (memproyeksikan perasaan kepada
benda atau ke orang lain). Keenam: Rasionalisasi (Mengurangi perasaan tidak
nyaman – cenderung unhelpful thought). Ketujuh: Reaction Formation (Tindakannya
tidak sama dengan perasaan – tidak jujur). Kedelapan: Defence mechanism
(mekanisme pertahanan). Kesembilan: defensive behaviour (melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan yang seharusnya dilakukan untuk mempertahankan diri).
Hal yang dapat dilakukan konselor untuk anak yang melakukan resistensi adalah
mengijinkan hal itu terjadi sebagai proses normal, perkuat joining, dan sabar
menunggu sampai anak benar-benar siap untuk membuka dirinya. Jangan memaksa
anak. Hal itu akan membuat anak semakin menghindar dan shut down terhadap kita.
Gunakan feedback, beri validasi sampai dia mengerti bahwa konselor sangat
mengerti keadaannya. Setelah itu, kembali lagi ke pergumulannya dengan
pendekatan yang berbeda.
Transference
Konselor perlu benar-benar membereskan dirinya
sendiri sebelum melayani anak-anak yang bermasalah. Jika konselor sendiri belum
berdamai dengan diri dan keadaannya, konseling hanya akan memperburuk keadaan
konselor maupun anak, karena konselor sendiri terjebak dengan keadaan dirinya
sendiri, yang mungkin sangat mirip dengan apa yang dialami anak pada waktu itu.
Penggunaan
Beberapa Media Dalam Konseling Anak
Miniatur
Binatang
1.Sekumpulan binatang berbagai jenis (binatang buas,
ternak, jinak, dinosaurus, binatang peliharaan, dll)
2.Benda-benda pendukung lainnya (misalnya pagar,
dll)
Langkah-langkah penggunaan Miniatur binatang dalam terapi anak:
Langkah-langkah penggunaan Miniatur binatang dalam terapi anak:
1.Pilihlah binatang yang paling menyerupai /
menggambarkan dirimu
2.Pilihlah biatang yang mewakili keluargamu,
sekolahmu, dll
3.Susunlah binatang itu menurut kedekatan hubungan
mereka
4.Bila ada satu binatang tidak ada (salah satu yang
berpengaruh), apa yang terjadi ?
5.Susunlah binatang itu yang membuat semua yang di
dalamnya merasa lebih bahagia. (akhiri konseling dengan sesuatu yang melegakan
/ membahagiakan)
Sand Tray
1.Kotak pasir, pasir yang bersih dan berukuran lebih
besar
2.Perlengkapan: benda-benda apa saja (yang akan
dijadikan simbol / lambang )
Langkah-Langkah menggunakan Sand Tray dalam terapi anak:
1.Kumpulkan informasi penting mengenai apa yang
sedang terjadi dalam diri anak (misalnya : perceraian, kematian, dll).
Observasi cara anak bermain, cara meletakkan lambang, pemilihan lambang,
emosinya, raut wajahnya, dan tema selama bermain.
2.Beri feedback dan gunakan open question untuk
memancing anak bercerita lebih banyak mengenai apa yang sedang terjadi
dengannya.
3.Beri dia kesempatan untuk menata mainan tersebut
berdasarkan apa yang membuatnya lebih bahagia dibanding dengan apa yang telah
terjadi.
Clay
1.Clay, malam, tanah liat
2.tatakan untuk bermain malam (agar kebersihan tetap
terjaga)
3.Benda-benda pendukung (alat untuk memotong,
membentuk, mencetak, dll)
Langkah-Langkah menggunakan Clay dalam terapi anak:
1.Minta anak berteman dengan clay (dengan meminta
mereka melakukan sesuatu; membuat bola, memipihkan, membuat ular, melingkarkan
ke jari, dll). Ingat: observasi dan feedback
2.Meminta anak memilih bagian mana dari aktifitas
tadi yang disukainya. Diperagakan lagi.
3.Minta dia membuat dirinya (bentuk apa saja kecuali
bentuk asli manusia)
4.Coba minta mereka membuat anggota keluarga lain
5.Atur berdasarkan kedekatan. Minta dia merefleksi
perasaannya.
6.Dengan clay, minta dia mengekspresikan perasaan
(misalnya apa yang membuatnya marah, dll)
7.Minta anak berdiri, pegang clay yang melambangkan
perasaannya. Katakan pada clay itu dengan suara keras (saya marah karena...),
lempar clay ke bawah. Ingat: konselor harus tenang supaya situasi lebih terkendali
8.Atur posisi anggota keluarga yang membuatnya semua
lebih bahagia
9.Tanyakan perasaannya sekarang
10.Konfirmasi: apa dia atau konselor yang beritahu
orang tua mengenai apa yang perlu orang tua ketahui. Setelah itu mainan dapat
dirapikan.
Fruit Tree Drawing
1.Kertas gambar, pensil dan krayon
2.kursi dan meja kecil untuk menggambar.
Langkah-Langkah menggunakan Fruit Tree drawing dalam
terapi anak:
1.Minta anak menggambar sebuah pohon yang
menggambarkan dirinya.
2.Dialog dengan anak mengenai gambar itu; misalnya
mengenai pohon apa itu, apa hidup sendiri / bersama, bagaimana buahnya, apa
yang terjadi dengan pohon itu, dll. Gunakan kata ganti orang pertama untuk
bercerita mengenai pohon itu. Minta anak menceritakan lebih banyak tentang
dirinya dan apa yang dipikirkan mengenai diri dan lingkungannya. Ingat:
observasi dan feedback adalah hal krusial untuk menolong anak bercerita.
Comic Strip
1.Kertas dengan 3 kotak untuk menggambar
2.Alat gambar / warna
Langkah-Langkah menggunakan Comic Strip dalam
terapi anak:
1.Untuk kotak pertama : minta anak menggambar apa
yang sedang terjadi saat ini (sumber masalahnya).
2.Untuk kotak kedua : tindakan yang membuat anak
terhindar dari masalah
3.Untuk kotak ketiga : apa yang dapat dilakukan
untuk menolongnya terhindar dari problem yang timbul.
4.Penekanan: anak punya pilihan dan segala pilihan
pasti ada konsekuensinya masing-masing.
Rabu, 02 Mei 2012
Biokimia Ketakutan dan Ketamakan
Mengapa sebanyak apapun yang mereka miliki, orang
sepertinya selalu menginginkan lebih? Pencarian untuk sesuatu yang kebih
banyak, lebih besar, dan lebih baik begitu melekat dalam budaya kita sehingga
krbanyakan orang tak pernah mempertanyakannya. Namun sebenarnya, ada dasar
biologis yang melandasi keinginan kita untuk sukses.
Setiap kali kita melihat sesuatu yang kita inginkan, otak
kita melepaskan syaraf pemancar yang disebut “dopamine” ke dalam aliran darah. Pelepasan dopamine ini
menimbulkan rasa mendamba dalam tubuh kita, seolah-olah kita “harus mendambakan” apapun yang kita
inginkan.
Kemudian, ketika kita ahirnya meraih hasil akhir yang
didambakan dan mendapatkan keinginan kita, otak kita memberi hadiah saraf
pemancar “rasa bahagia” yang disebut “serotonin”. Proses saling mempengaruhi antara kedua pembawa pesan
kimia dalam tubuh kita berlangsungg ini berlangsung sepanjang hari, setiap
hari. Kita senantiasa bergerak antara keinginan dan pemenuhan keinginan kita,
dan seluruh permainan ini diatur oleh zat kimia otak kita.
Ketika kita menyaksikan pertandingan sepak bola, saat
bola menggelinding di lapangan, kita melepaskan dopamine yang kian bertambah,
membentuk rasa mendamba di dalam tubuh kita agar tim kita mencetak gol. Saat mereka
berhasil mencetak gol, otak kita melepaskan serotonin ke dalam aliran darah dan
kita merasa sangat gembira.
Proses yang sama persis terjadi ketika kita terlibat
dalam usaha mendapatkan uang. Saat hasrat kita untuk menutup transaksi mulai
terbangun, pelepasan zat-zat kimia dimulai pula. Ini sebabnya sebagian orang
terkaya di dunia terus berkarya seakan-akan hidup mereka tergantung akan itu,
mereka merasa terdorong untuk melakukannya karena sebenarnya secara kimiawi mereka
kecanduan perasaan sukses.
Itu sebabnya sangat
penting untuk menemukan pekerjaan yang Anda sukai dan berhubungan dengan
nilai-nilai terrtinggi anda. Jika perasaan bahagia anda hanya datang dari
menghasilkan uang dan bertranstaksi, pada akhirnya anda akan menganggap uang
sebagai komoditas. Sebanyak apapun yang anda miliki, anda tidak akan merasa
cukup.
Sebaliknua, ada sebagian orang uang mengejar uang sebagai
pengganti rasa aman. Mereka jenis orang yang merasa seakan-akan selalu
membutuhkan uang yang lebih banyak untuk bisa “aman”. Dalam hal ini, pencarian untuk memperoleh lebih banyak
dipicu oleh ketakutan akan “ketidakcukupan”,
tidak cukup cinta, tidak cukup percaya diri, dan tidak cukup perasaan bahagia. Dan
seluruh uang di dunia ini tidak bisa mengisi lubang yang berhubungan dengan
masalah psikologis dan bukan fisik itu.
Sekali lagi, kalau kita tidak terlibat aktif dan memegang
kendali, zat kimia otak kitalah yang akan mengatur pertunjukan. Dalam hal ini,
adrenalin ketakutan memicu kita untuk mengejar uang, dan serotonin kekuksesan
untuk sementara menenangkan ketakutan itu. Ledakan perasaan bahagia itu terasa
sangat nikmat sehingga orang rela menakut-nakuti diri supaya mau menghasilkan
lebih banyak uang, dan demikianlah siklus terus berlanjut.
Jika anda memperlakukan uang seperti obat terlarang, anda
kemungkinan akan menjadi seorang pecandu. Jika anda merasa seakan-akan harus
punya lebih banyak uang agar bisa santai dan merasa bahagia, anda tidak akan
memegang kendali dan uanglah yang mengatur hidup anda. Sebanyak apapun uang
yang dikumpulkan, anda tidak akan pernah kaya.
Jumat, 13 April 2012
Kematian dalam Pandangan Agama
Dalam bahasa Yunani ‘kematian’ disebut thanatos. Thanatos berarti bentuk kematian atau keadaan
mati. Tetapi kata ini juga dipakai untuk mengungkapkan hal berbahaya yang
mematikan, bagaimana kematian, ancaman kematian. Thanatos berarti membuat seseorang mati,
membunuh, dan mengakibatkan sesuatu hal berbahaya yang mematikan. Kematian
adalah jangka waktu ketika kita melewati dengan sendiri dunia yang tidak
kelihatan.
Mati
menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari jasad, kalau menurut
ilmu kedokteran orang baru dikatakan mati jika jantungnya sudah berhenti
berdenyut. Mati menurut Al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup
adalah bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat terpisahnya Ruh dari
jasad sebanyak dua kali dan mengalami pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua
kali pula. Terpisahnya Ruh dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita
masih berada dialam Ruh, ini adalah saat mati yang pertama. Seluruh Ruh
manusia ketika itu belum memiliki jasad.
Komaruddin
(2005) kematian adalah keniscayaan, tidak satu jiwa pun mampu menghindarinya.
Sedikit sekali yang mau menerimanya, dan hampir semua orang merasa sangat berat
meninggalkan hidup ini. Seperti yang tertera dalam Al’Quran “Setiap sorang
diantara mereka menginginkan seandainya dia diberi umur seribu tahun…, “(QS
Al-Baqarah [2]:96). Bahkan bukan hanya seribu tahun,yang diinginkan adalah
kekekalan selama-lamanya. Keinginan hidup kekal itu, antara lain disebabkan
karena umur manusia tidak sepanjang harapan dan cita-citanya. Ketidaksiapan
manusia dalam memaknai kematian tersebut didasari atas rasa takut, boleh jadi
juga rasa takut itu disebabkan karena pemikiran tentang sanak keluarga yang
akan ditinggal. Kecemasan ini diusik dengan janji bagi yang taat agar tak perlu
risau karena para malaikat akan mengurus mereka (QS Fushshilat [41]:30-31).
Sebagai
mahluk ciptaan, ternyata hidup manusia itu terbatas. Manusia sama sekali tidak
bisa mempertahankan apa yang diinginkan. Kedudukan manusia yang tinggi maupun
besarnya kekuasaan yang digenggam, akan “melorot” bila saatnya tiba. Kekayaan
yang melimpah, juga akan “terkuras” kalau rentang waktunya sudah habis. Nyawa
sekalipun segera pupus manakala “masa pakainya habis”.
Kematian
tidak perlu diminta. Akan datang
sendiri, tidak perlu mendaftar atau mencalonkan
diri. Data setiap mahluk sudah tercatat. Nama, tempat dan tanggal lahir, jenis
kelamin, bangsa, agama, maupun latar belakang aktivitas selama hidup. Termasuk
hal-hal paling kecil, maupun niat yang masih tersembunyi di dalam hati. Semua
terdata utuuh dan lengkap. Lebih lengkap daripada data Badan Pusat Statistik.
Spilka
et al (1977) berpendapat ada delapan persepsi manusia tentang kematian, yaitu:
1) Kematian
sebagai penderitaan dan kesendirian. Dalam hal ini kematian dipandang sebagai
penderitaan karena terkait dengan hilangnya kemampuan dan kesadaran serta
bentuk isolasi dari kehidupan.
2) Kematian
sebagai salah satu tahap perjalanan hidup menuju akhirat di mana manusia akan
mendapatkan ganjaran sesuai perbuatannya. Kematian merupakan pintu menuju
tempat pembalasan, justifikasi dan keabadian.
3) Kematian
sebagai peristiwa alamiah yang terjadi pada semua mahluk hidup. Kematian adalah
sesuatu yang terjadi tanpa ada konsekuensi atau akibat dan peristiwa tidak
penting yang terjadi pada setiap mahluk yang ada di dunia.
4) Kematian
sebagai sesuatu yang gaib. Akhir kehidupan adalah sesuatu yang misterius, tidak
dapat dimengerti oleh pikiran manusia, dan sesuatu yang ambigu.
5) Kematian
sebagai satu kesalahan karena meninggalkan orang-orang yang harus ditanggunng.
6) Kematian
sebagai keberanian. Kematian merupakan suatu kesempatan untuk menunjukkan
karakter dan kekuatan, realisasi final nilai tertinggi yang dianut seseorang.
7) Kematian
sebagai kegagalan. Kematian merupakan kegagalan dan kekalahan individu, puncak
frustasi dan ketidakberdayaan.
8) Kematian
sebagai perjalanan akhir sebagai mahluk. Kematian hanyalah kesimpulan alamiah
dari kehidupan, titik terminal tanpa ada apa-apa di belakangnya.
Penelitian
tentang sikap terhadap kematian dan kecemasan akan kematian telah dilaksanakan
oleh para ahli social di seluruh dunia. Ada lebih dari seribu kajian yang telah
dipublikasikan dalam bidang ini, dan ada empat tema besar yang muncul dari
temuan-temuan penelitian (www.personallegacy.net):
1) Sebagaian
besar orang memikirkan tentang kematian dan menceritakan ketakutan tertentu
tentang kematian kepada orang lain, tetapi hanya sedikit yang memperlihatkan
keasyikan dengan kematian atau kenyamanan akan kematian.
2) Kaum
perempuan secara konsisten mengungkapkan rasa takut yang lebih besar kepada
kematian dibandingkan kaum pria, tetapi, perbedaan dalam tingkatan ketakutan
secara tipikal dapat dikatakan masih ringan atau pada taraf sedang pada semua
penelitian yang pernah dilakukan.
3) Ketakutan
akan kematian tidak akan meningkat seiring peningkatan usia pada sebagian besar
orang. Artinya, hamper sebagian besar orang yang dalam proses peningkatan usia,
menyadari bahwa kematian sebagai tahap yang tidak dapat dihindari oleh
siapapun.
4) Jika
seseorang ditanya, apa yang terpikir jika kematian menimpanya, maka jawabannya
lebih banyak menyangkut kekhawatiran akan penderitaan, ketidakberdayaan,
ketergantungan dan kesejahteraan keluarga yang ditinggalkan dibandingkan dengan
kondisi sekarat dan kematian yang akan menimpanya.
2.2.
Kematian Dalam Berbagai Pandangan Agama
a.
Dalam Pandangan Islam
Al-qur’an
dan hadis-hadis Nabi menggunakan beberapa istilah untuk menyebutkan kematian,
diantaranya maut, ajal dan wafat. Misalnya dalam suatu hadis disebutkan bahwa “Jika anak Adam meninggal dunia maka semua
amalnya terputus kecuali dari tiga hal, yaitu sedekah jariah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendo’akan kedua orang tuanya.” Kata
meninggal dalam hadist ini adalah terjemahan dari kata “maut” yang berkonotasi
terpisahnya ruh dari jasad. Oleh karena itu, mayit yang berarti orang yang
meninggal dunia, sesungguhnya mengandung makna jasad tanpa ruh atau jasad yang
telah ditinggalkan ruhnya menuju alam ruhani atau alam amar menurut istilah
Imam Ghozali.
Sedangkan
ajal berarti batas kehidupan yang dimiliki setiap orang yang bernyawa. Jika
batas kehidupan seseorang telah sampai maka tidak ada satupun yang dapat
menawar-nawar penundaan kematian atau meminta pencepatan kematian karena setiap
orang sudah memiliki batas kehidupan masing-masing. Wafat secara bahasa berarti
sempurna. Dengan demikian orang yang wafat adalah orang yang telah
menyempurnakan tugas-tugas kehidupannya di akhirat menurut ketentuan Allah SWT.
Dalam
pandangan islam, kematian merupakan suatu misteri dan rahasia Tuhan, tidak ada
satupun manusia yang tahu kapan dia akan meninggalkan dunia yang fana ini,
kecuali tanda-tanda tertentu yang bisa jadi tepat tetapi bisa juga salah.
b.
Dalam Pandangan Budha
Sang
Budha bersabda “Kehidupan tidak pasti, namun kematian itu pasti”. Kematian
pasti akan datang dan merupakan suatu hal yang wajar, serta harus dihadapi oleh
setiap makhluk. Definisi kematian menurut agama Budha tidak hanya sekedar
ditentukan oleh unsur-unsur jasmaniah, entah itu paru-paru, jantung ataupun
otak. Ketakberfungsian ketiga organ itu hanya merupakan gejala ‘akibat’ atau
‘pertanda’ yang tampak dari kematian, bukan kematian itu sendiri. Faktor
terpenting yang menentukan kematian ialah unsur-unsur batiniah suatu makhluk
hidup. Walaupun organ-organ tertentu masih berfungsi sebagaimana layaknya
secara alamiah ataupun melalui bantuan peralatan medis. Seseorang dapat
dikatakan mati apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya.
Begitu muncul sesaat, kesadaran ajal akan langsung padam. Pada unsur jasmaniah,
kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup.
Kematian
menurut definisi yang terdapat dalam kitab suci agama Budha adalah hancurnya
Khanda. Khanda adalah lima kelompok yang terdiri dari pencerapan, perasaan,
bentuk-bentuk pikiran, kesadaran dan tubuh jasmani manusia atau materi. Keempat
kelompok pertama merupakan kelompok batin atau ‘nama’ yang membentuk suatu
kesatuan kesadaran. Sedangkan kelompok kelima yaitu jasmani manusia atau materi
merupakan ‘rupa’, yakni kelompok fisik atau materi. Gabungan batin dan jasmani
inilah yang disebut individu, pribadi atau ego.
Peranan
kematian adalah untuk menyadarkan setiap manusia akan akhir kehidupannya, bahwa
betapa tinggi pun tempatnya, apapun bantuan teknologi atau ilmu kedokteran yang
dimilikinya, pada akhirnya tetap harus mengalami hal yang sama yaitu di dalam
kubur atau menjadi segenggam debu. Tetapi ini bukanlah akhir dari kehidupan dan
kematian, karena proses kelahiran dan kematian akan terus berlangsung hingga
kita mencapai kesempurnaan batin. Kematian itu selalu diikuti oleh peleburan
dalam kematian itu, atau jika orang dapat melakukan tumimbal lahir ke dalam
kehidupan (alam) yang ia ingini, maka tidak ada orang takut kepada kematian.
c. Dalam Pandangan Hindu
Agama Hindu percaya bahawa penjelmaan dan kematian adalah
sebagai pandangan jiwa beralih daripada satu badan ke satu laluan untuk
mencapai Nirwana, yaitu syurga. Kematian adalah satu peristiwa yang
menyedihkan. Manakala sami-sami Hindu menekankan pengebumian adalah satu
penghormatan dan tanda peringatan kepada si mati. Masyarakat Hindu membakar
mayat mereka, percaya bahawa pembakaran satu mayat menandakan pembebasan
semangat dan api adalah mewakili shiva, yaitu dewa pemusnah. Ahli-ahli keluarga
akan berdoa di sekeliling badan secepat mungkin selepas kematian.
Selepas pembakaran mayat, keluarga akan dihidangkan dan
bersembahyang dalam rumah mereka. Orang yang berkabung akan mandi dengan
sepenuhnya sebelum memasuki rumah selepas pengebumian. Seorang sami akan
melawat dan melakukan upacara sembayang untuk si mati pada hari ke 16 sebagai
tujuan mententeramkan si mati. 'Shradh'
adalah upacara sembahayang setahun selepas kematian orang. Ini diadakan setahun
sekali bagi memperingati mereka. Sami juga berpesan kepada ahli keluarga bahwa
pemberian makanan kepada masyarakat miskin adalah satu tanda ingatan kepada si
mati.
Menurut
agama Hindu, kematian itu merupakan saat yang sangat penting, bahkan saat
menentukan arti kehidupan seseorang. Dianjurkan agar orang segera mengingat
Tuhan Yang Maha Esa pada saat meninggal. Hanya dengan membiasakan kesadaran
ingat Tuhan pada saat meninggal akan terjadi, dan ia akan mampu mengantarkan
kita ke tempat yang indah dalam spiritual. Sesungguhnya kematian dan kehidupan
secara fundamental bukanlah pengalaman-pengalaman yang tersendiri, yang
terisolasi dari yang lain
d. Dalam Pandangan Kristen
Kematian
ialah perpisahan antara tubuh dan roh. Jiwa atau kesadaran tubuh yang tidak
memiliki roh. Tubuh bersifat sementara atau fana, sedangkan jiwa atau roh kekal.
Karena itu, kematian bukan merupakan akhir dari kisah kehidupan manusia. Ketika
manusia mati, tubuh insanilah yang berakhir atau lenyap, sedangkan jiwa atau
roh manusia tetap hidup. Tidak dapat dikatakan bahwa dengan kematian segalanya
hilang tidak berbekas. Sebab pandangan itu memaksa kita juga beranggapan bahwa
segala bagian kemanusiaan, entah bagian jasmaniah, entah bagian psikologi atau
segala perbuatan dan hasil usaha manusia itu hanya akan menuju kehancuran belaka.
Katolik
Roma, percaya bahwa setelah kematian, jiwa orang yang meninggal berada di
tempat penantian, dan jiwa itu dibersihkan sebelum masuk ke dalam sorga.
Protestan, mempercayai bahwa seseorang Kristen akan mati dan jiwanya langsung
pergi bertemu Allah di sorga. Jiwa itu menantikan saat dibangkitkan dan
kerajaan Kristus akan didirikan di dunia.
e.
pandangan lainnya
di
Mesir kuno, dilakukan pembalseman mayat, yang dikenal dengan mummi. Bangsa
mesir kuno percaya bahwa mayat utuh merupakan kediaman bagi roh dalam kehidupan
sesudah mati (Ensiklopedi Indonesia, 1983;2310).
Langganan:
Postingan (Atom)